Logo
Pusaran Dewan Pers
Iklan

Instalasi Kedokteran Nuklir di RSUD AWS, Sudah Layani 2.059 Pasien dari Berbagai Daerah di Indonesia

Ruang instalasi kedokteran nuklir RSUD AWS. (Foto: Herdi/Pusaranmedia.com)

BERITA TERKAIT

    Kalimantan Timur

    Instalasi Kedokteran Nuklir di RSUD AWS, Sudah Layani 2.059 Pasien dari Berbagai Daerah di Indonesia

    PusaranMedia.com

    Ruang instalasi kedokteran nuklir RSUD AWS. (Foto: Herdi/Pusaranmedia.com)

    Instalasi Kedokteran Nuklir di RSUD AWS, Sudah Layani 2.059 Pasien dari Berbagai Daerah di Indonesia

    Ruang instalasi kedokteran nuklir RSUD AWS. (Foto: Herdi/Pusaranmedia.com)

    Reporter: Herdiansyah | Editor: Buniyamin 

    SAMARINDA - Pertama kali hadir fasilitas pengobatan menggunakan instalasi kedokteran nuklir di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Abdul Wahab Sjahranie (AWS).Provinsi Kalimantan Timur 

    Instalasi kedokteran nuklir RSUD AWS  berdiri sejak tahun 2018 hingga sekarang. Sepanjang tahun 2022 hingga 2023 berhasil melayani diagnostik sebanyak 2.059 pasien dari beberapa daerah di Indonesia.

    Direktur RSUD AWS David Hariadi Masjhoer menyampaikan kedokteran nuklir merupakan suatu spesialis kedokteran menggunakan energi radiasi terbuka dari inti nuklir untuk menilai fungsi suatu organ, mendiagnosis dan mengobati penyakit.

    "Banyak masyarakat yang bertanya, terapi yang paling banyak digunakan sekarang adalah untuk pengobatan kanker dan kelenjar kondom," jelas David dalam konferensi pers yang dilakukan Diskominfo Kaltim di gedung manajemen RS AWS Jalan Palang Merah, Selasa (16/5/2023).

    Kelenjar kondom ini bisa diminimalisir zat-zat kanker dengan memanfaatkan penyinaran zat radioaktif yang ada.

    "Caranya pasien meminum atau dimasukkan ke dalam tubuhnya kemudian zat radioaktif nantinya akan bekerja secara selektif, dia hanya mematikan sel tumor yang ada," ungkapnya.

    Tentu hal ini sangat berbahaya karena mengandung zat radioaktif namun lebih banyak dampaknya dibandingkan bahayanya sehingga pasien diutamakan adalah orang-orang yang memiliki peluang sembuh besar. "Bagi orang normal hal ini berbahaya karena memang hanya diperuntukkan untuk pasien yang telah meminum zat radioaktif," bebernya.

    Setelah itu akan dilakukan isolasi di ruang khusus selama tiga hari ke depan sembari menunggu waktu zat radioaktif bekerja."Setelah tiga hari itu tadi barulah pasien bisa keluar kembali," pungkasnya.