Logo
Pusaran Dewan Pers
Iklan

Dibina Langsung PT Pertamina Patra Niaga, Herry Wijaya Raup Omset Rp485 juta Per Bulan dari Sampah

Foto bersama di workshop Abadan di Manggar. (Foto: Istimewa)

BERITA TERKAIT

    Kalimantan Timur

    Dibina Langsung PT Pertamina Patra Niaga, Herry Wijaya Raup Omset Rp485 juta Per Bulan dari Sampah

    PusaranMedia.com

    Foto bersama di workshop Abadan di Manggar. (Foto: Istimewa)

    Dibina Langsung PT Pertamina Patra Niaga, Herry Wijaya Raup Omset Rp485 juta Per Bulan dari Sampah

    Foto bersama di workshop Abadan di Manggar. (Foto: Istimewa)

    Reporter: Achmad Fadillah | Editor: Bambang Irawan

    BALIKPAPAN - PT Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan membina seorang mitra binaan bernama Herry Wijaya.

    Mantan karyawan perusahaan multinasional ini, berhasil menyulap ladang sampah menjadi produk olahan bernilai tinggi.

    Bahkan berkat kegigihan, disiplin diri, dan pendampingan dari Pertamina, dirinya kini mampu meraup omset mencapai Rp485 juta perbulannya.

    Kiprah Herry Wijaya berawal dalam menjalankan workshopnya yang dinamai Abadan yang artinya Abadi, tumpukan plastik bekas seperti botol dan jerigen bekas pakai diolah menjadi cacahan plastik yang memiliki harga jual.

    Ia mengatakan membeli barang bekas tersebut dikisaran Rp2 ribu hingga Rp6 ribu per kilogram. Alhasil, dari barang itu meraup Rp10 ribu perkilogramnya. Karena itu, dirinya bisa membayar honor karyawan dan menjadi tambahan modal usahanya.

    "Cacahan plastik yang kami produksi ini, selain melayani permintaan dalam negeri seperti Surabaya, Tanggerang dan Jakarta juga melayani permintaan dari Korea," kata Herry dalam keterangan press release, Rabu (7/6/2023).

    Ia mengaku tahun ini sukses dengan startup Banana & Partners dengan fokus bisnis pengolaan sampah, energi terbarukan, dan ekonomi sirkular.

    Mentransformasi sistem pengolahan sampah dengan membangun Pusat Industri Daur Oelang Rumahan (PANDORA) untuk mengakselarasi ekonomi sirkular dengan fasilitas waste-to-energy dan waste-to-material.

    "Pandora adalah solusi dalam mengelola limbah minyak bekas (jelantah) menjadi energi terbarukan yakni Biodiesel (FAME) dan tentunya mengubah sampah plastik menjadi barang yang memiliki nilai ekonomis," terangnya.

    Selain berhasil mengelola sampah anorganik, dikatakannya juga berhasil mengubah sampah organik menjadi charcoal (arang aktif).

    “Sesuai dengan bidang ilmu saya sebagai Insiyur Teknik Mesin dan ketertarikan dengan ilmu Kimia sejak bangku SMA, membantu saya dalam pengolahan minyak jelantah menjadi energi bahan bakar ini. Hal ini yang memotivasi saya untuk menyempurnakan alat pengolahan energi terbarukan biodiesel, memberikan dampak sosial bagi warga sekitar tempat tinggal saya, sekaligus berhasil menciptakan lapangan kerja,” ungkapnya.

    Dirinya pun mengungkapkan terima kasih kepada PT Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan yang hadir di tengah pandemi saat itu memulai inisiasi komunikasi dengan Abadan dan memberi dukungan kegiatan melalui Program CSR yang berfokus pada pengolahan waste management yang disebut sebagai Pertamina BETTER (Balikpapan Energi Terbarukan) pada 2020 lalu.