Logo
Pusaran Dewan Pers
Iklan

Shafa'Salsabila, Sang Penulis Buku "Melelahkan, Tapi Harus Diperjuangkan" Ternyata Mahasiswi UINSI Samarinda

Shafa'Salsabila lakukan bedah buku bertajuk Melelahkan, tapi harus diperjuangkan. (Foto: Herdi/Pusaranmedia.com)

BERITA TERKAIT

    Kalimantan Timur

    Shafa'Salsabila, Sang Penulis Buku "Melelahkan, Tapi Harus Diperjuangkan" Ternyata Mahasiswi UINSI Samarinda

    PusaranMedia.com

    Shafa'Salsabila lakukan bedah buku bertajuk Melelahkan, tapi harus diperjuangkan. (Foto: Herdi/Pusaranmedia.com)

    Shafa'Salsabila, Sang Penulis Buku "Melelahkan, Tapi Harus Diperjuangkan" Ternyata Mahasiswi UINSI Samarinda

    Shafa'Salsabila lakukan bedah buku bertajuk Melelahkan, tapi harus diperjuangkan. (Foto: Herdi/Pusaranmedia.com)

    Reporter: Herdiansyah | Editor: Bambang Irawan 

    SAMARINDA - Shafa'Salsabila Akbar, penulis buku berjudul "Melelahkan, Tapi Harus Diperjuangkan" melebarkan sayap karyanya dengan melakukan Book Talk and Talk Show di Gramedia Bigmall Samarinda, Jalan Untung Suropati, Jumat (19/1/2024).

    Shafa yang merupakan mahasiswa Universitas Islam Negeri Sultan Aji Muhammad Idris (UINSI) Samarinda ini sudah tidak asing lagi di kalangan generasi muda, khususnya di Kota Tepian, sebutan Samarinda.

    Selain aktif di komunitas My Speaker, dia juga kerap sekali menjadi MC di UINSI hingga luar kampus, sekaligus merupakan pembawa atau News Anchor di Tepian TV.

    Buku hasil olahan pemikiran Shafa ini menghabiskan waktu selama tiga bulan lamanya. Dengan proses panjang tersebut, dia berhasil menciptakan satu karya yang sangat luar biasa.

    "Kesulitan yang saya rasakan karena harus menarasikan apa yang kita sampaikan dalam bentuk tulisan. Sebenarnya, saya memiliki kebiasaan menulis walaupun tidak sempurna," ungkapnya.

    Kesukaannya terhadap menulis selama ini belum terealisasi. Hingga pada akhirnya dirinya menerima challenge, dan ternyata menjadi hobi baru bagi mahasiswa UINSI Samarinda ini.

    "Buku ini sebenarnya, diharapkan ketika orang lain membacanya serasa mendengarkan aku lagi ngomong," kata Shafa.

    Ia menjelaskan judul buku perdana Shafa sebenernya menceritakan tentang anak sekolah yang ambisius, tapi bukan di bidang akademik melainkan bidang lain. Hingga kemudian anak tersebut mencoba ekspor dirinya di usia muda.

    "Yang paling membekas itu bab tiga halaman 85. Ini menceritakan tentang anak yang berhasil menemukan mimpi barunya," terangnya.

    Menurutnya, tantangan menulis yakni membutuhkan mood, ide, sabar dan space diri agar lebih menarik dalam mengekspos karya ke dalam bentuk tulisan.

    "Dari awal aku berniat agar buku tersebut bermanfaat, bukan hanya untuk pribadi tapi bermanfaat bagi semua orang," sambungnya.

    Ia berpesan, kegemaran menulis harus banget dicoba oleh sebagian anak muda. Menulis merupakan karya keabadian, sebab jejak digitalnya bisa berdampak kepada masa depan.

    "Jangan berfikir menulis untuk sempurna, tulis saja dulu. Dulu saya juga merasakan tulisan dikoreksi, dan ternyata sangat menyenangkan," pungkasnya.