Logo
Pusaran Dewan Pers
Iklan

Pemkot Samarinda Gandeng CeCUR untuk Hadapi Dampak Perubahan Iklim

CeCur ketika memaparkan tentang perubahan iklim di Samarinda (foto : Ayu/Pusaranmedia.com)

BERITA TERKAIT

    Kalimantan Timur

    Pemkot Samarinda Gandeng CeCUR untuk Hadapi Dampak Perubahan Iklim

    PusaranMedia.com

    CeCur ketika memaparkan tentang perubahan iklim di Samarinda (foto : Ayu/Pusaranmedia.com)

    Pemkot Samarinda Gandeng CeCUR untuk Hadapi Dampak Perubahan Iklim

    CeCur ketika memaparkan tentang perubahan iklim di Samarinda (foto : Ayu/Pusaranmedia.com)

    Reporter : Ayu Norwahliyah | Editor : Buniyamin

    SAMARINDA - Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda mengambil langkah pro aktif dalam meningkatkan ketahanan bencana dan kesejahteraan masyarakat.

    Salah satunya dengan menggandeng Center for Climate and Urban Resilience (CeCUR) dari Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya dan dukungan dana dari Adaptation Fund, Pemkot Samarinda berkomitmen untuk menangani dampak perubahan iklim yang kian kompleks terjadi saat ini. 

    Seperti suhu panas di atas rata-rata, hujan tidak merata dan banjir rob di beberapa kawasan dekat Sungai Mahakam.

    Deputy Project Manager CeCUR, Jasri Mulia mengatakan dampak banjir yang terjadi di Samarinda tak hanya mendatangkan kerusakan fisik, tapi juga memicu berbagai masalah sosial dan ekonomi.

    "Perlu ada kepedulian yang tinggi dari masyarakat agar lebih peka terhadap persoalan lingkungan di sekitarnya. Akan kami gelar secara paralel diskusi mengenai hal ini untuk membangkitkan kepedulian masyarakat,” jelas Jasri.

    Akademisi dan Koordinator Program Studi Pendidikan Geografi Universitas Mulawarman, Iya Setyasih menyatakan penanganan banjir oleh Pemkot Samarinda berhasil dilakukan di beberapa kawasan, termasuk Simpang Lembuswana dan Jalan Pangeran Antasari yang merupakan daerah rawan banjir.

    “Tetapi ada juga titik baru yang sebelumnya tidak pernah banjir seperti di Jalan Juanda, saat ini justru mengalami banjir yang cukup tinggi,” ujar Iya. 

    Dijelaskannya, banjir rob kini menjadi ancaman serius yang tak boleh diabaikan, terlebih dengan maraknya pembukaan lahan di dataran rendah yang memperparah dampaknya bagi permukiman di sekitarnya. Sehingga kewaspadaan masyarakat sangat diperlukan. 

    “Langkah dari pemerintah sebenarnya sudah cukup bagus tetapi perlu disinergikan dengan aturan tentang pemukiman, membuat resapan air yang cukup untuk menanggulangi dampak banjir,” pungkasnya.