Logo
Pusaran Dewan Pers
Iklan

Demi Membangun Jembatan Alternatif, Warga Telaga Sari Rela Urunan Rp250 Juta untuk Bebaskan Lahan 

Seklur Telaga Sari, Kamsani saat diwawancarai di ruangan kerjanya, Selasa (29/10/2024). (Foto: Achmad Fadillah/Pusaranmedia.com)

BERITA TERKAIT

    Kalimantan Timur

    Demi Membangun Jembatan Alternatif, Warga Telaga Sari Rela Urunan Rp250 Juta untuk Bebaskan Lahan 

    PusaranMedia.com

    Seklur Telaga Sari, Kamsani saat diwawancarai di ruangan kerjanya, Selasa (29/10/2024). (Foto: Achmad Fadillah/Pusaranmedia.com)

    Demi Membangun Jembatan Alternatif, Warga Telaga Sari Rela Urunan Rp250 Juta untuk Bebaskan Lahan 

    Seklur Telaga Sari, Kamsani saat diwawancarai di ruangan kerjanya, Selasa (29/10/2024). (Foto: Achmad Fadillah/Pusaranmedia.com)

    Reporter: Achmad Fadillah | Editor: Bambang Irawan

    BALIKPAPAN - Sekretaris Kelurahan (Seklur) Telaga Sari, Kamsani mengungkapkan awal mula pekerjaan jembatan alternatif di pemukiman padat penduduk yang berbatasan dengan Kelurahan Prapatan.

    Kamsani menyampaikan awalnya pembangunan jembatan tersebut sudah lama diusulkan warga sejak zamannya Andi Burhanuddin Solong sebagai Ketua DPRD Balikpapan periode 2004-2009. Namun anggaran Pemerintah Kota (Pemkot) saat itu belum cukup untuk pembebasan lahan.

    "Jadi jembatan itu adalah aspirasi warga sekitar, saat itu alokasi anggaran masih terbatas," ucap Kamsani, Selasa (29/10/2024).

    Menurutnya, keterbatasan tersebut karena pengerjaannya bukan hanya pembangunan jembatannya saja. Tapi Pemkot Balikpapan juga harus membeli rumah warga untuk lokasi pembangunan jembatannya.

    "Nah berdasarkan pengalaman itu, akhirnya dari sembilan RT warga sekitar berininisatif untuk urunan membeli satu rumah. Kalau tidak salah harganya Rp250 juta," bebernya.

    Ia mengatakan, alasan pembangunan fisik jembatan alternatif dikarenakan beberapa faktor, yakni ditutupnya jalan akses yang menuju Pertamina, adanya pertambahan jumlah penduduk, meminimalisir kecelakaan di jalur liter S dan mempercepat akses  darurat.

    "Setelah warga telah membebaskan lahan, kemudian warga menyampaikan aspirasinya ke DPRD yang difasilitasi Abdulloh," ungkapnya.

    Ia mengaku saat ini progres pembangunan jembatan alternatif mencapai sekitar 80 persen. Panjang jembatan ini 10 meter dengan bentangan 30 meter. "Akses jembatan itu hanya diakses satu jalur dari arah masuk liter," terangnya.

    Dirinya pun mengharapkan jembatan alternatif bisa berfungsi tepat sebagai penanganan kedaruratan.

    "Biar bagaimana kita butuh, apalagi dengan ditutupnya akses ke Pertamina kita tidak bisa lagi berharap pada jalur yang lain selain jalur itu," harapannya.