Logo
Pusaran Dewan Pers
Iklan

Harga Elpiji 3 KG di Paser Tembus Rp55 Ribu

Persoalan harga LPG 3 kg di Kabupaten Paser, kembali mencuat. (Foto: Luthfi/Pusaranmedia.com)

BERITA TERKAIT

    Bisnis

    Harga Elpiji 3 KG di Paser Tembus Rp55 Ribu

    PusaranMedia.com

    Persoalan harga LPG 3 kg di Kabupaten Paser, kembali mencuat. (Foto: Luthfi/Pusaranmedia.com)

    Harga Elpiji 3 KG di Paser Tembus Rp55 Ribu

    Persoalan harga LPG 3 kg di Kabupaten Paser, kembali mencuat. (Foto: Luthfi/Pusaranmedia.com)

    Reporter: Muhammad Luthfi | Editor: Bambang Irawan 

    TANA PASER - Persoalan harga elpiji atau Liquefied Petroleum Gas (LPG) 3 kilogram (kg) di Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), belakangan ini kembali mencuat.

    Di pangkalan, Harga Eceran Tertinggi (HET) senilai Rp22 ribu per tabung. Namun, ditingkatan pengecer, mencapai Rp55 ribu per tabung.

    Salah seorang warga Kecamatan Tanah Grogot, Rafi (29) menyebutkan, tabung isi ulang elpiji tidak susah ditemukan. Hanya saja, harganya saat ini melambung tinggi.

    “Bukan langka, hanya harganya saja yang mahal,” Ucapnya, Senin (3/2/2025).

    Dia tidak mengatakan langka, karena tabung elpiji 3 kg masih banyak ditemukan di warung-warung pengencer. Itupun, elpiji 3 kg yang didatangkan dari wilayah Kalimantan Selatan (Kalsel).

    Menurutnya, ada perbedaan antara tabung melon dari Kalsel dan Kaltim, yakni pada isi dari tabung elpiji 3 kg itu sendiri. Tabung elpiji 3 kg dari Kalsel, sering ditemui tidak berisi penuh.

    “Kalau dari Kalsel itu cepat betul habisnya. Kalau dibandingkan dengan yang dari Kaltim itu, ya setengahnya,” kata Dia.

    Dirinya berharap kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Paser dapat membantu menyelesaikan permasalahan yang tak pernah mendapatkan solusi ini.

    “Ini permasalahan menahun, tak ada solusinya. Kalau masalahnya sudah membesar, memang ada kabar baiknya, tapi hanya bertahan beberapa bulan, setelahnya kembali mahal,” terangnya.

    Kabid Perdagangan Dinas Perdagangan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Disperindakop dan UKM) Paser Paser, Suherman mengatakan setiap Kepala Keluarga (KK) hanya bisa membeli empat tabung elpiji 3 kilogram dalam satu bulan.

    Sedangkan bagi pelaku UMKM, bisa membeli dua tabung dalam seminggu atau delapan tabung subsidi setiap bulannya. Persoalan mahalnya elpiji 3 kilogram juga bisa disebabkan adanya andil dari pangkalan yang menjual ke pengecer.

    Hal itu juga diketahui, karena adanya laporan dari masyarakat. Dengan begitu, pihak Disperindagkop Paser sering melakukan monitoring ke pangkalan itu, minimal tahap awal itu diberi teguran.

    Selain memberi teguran, pangkalan yang terindikasi dan terbukti menjual ke pengecer juga diberi sanksi. Berupa pengurangan kuota elpiji 3 kilogram yang diterima. 

    Setelah diberikan sanksi, kalau masih saja nakal, maka tahap akhirnya akan dilakukan pemutusan izin operasional pangkalannya. Karena ulah dari pangkalan nakal tersebut, tentu juga berdampak pada pengurangan kuota ke agen. 

    “Agen pun kena imbasnya karena kuotanya dikurangi. Inilah yang menjadi perhatian kami. Agar tidak ada pangkalan yang berbuat curang dengan menjual ke pengecer," tuturnya.