Logo
Pusaran Dewan Pers
Iklan

Bermodal Sekop dan Karung, Udin Raup Rp15 Juta Sebulan dari Pasir Drainase yang Terbawa Hujan

Udin mengumpulkan pasir dari dalam drainase di Jalan Ahmad Yani, sekitar Puskib Balikpapan, Sabtu (26/4/2025). (Foto: Achmad Fadillah/Pusaranmedia.com)

BERITA TERKAIT

    Video

    Bermodal Sekop dan Karung, Udin Raup Rp15 Juta Sebulan dari Pasir Drainase yang Terbawa Hujan

    PusaranMedia.com

    Udin mengumpulkan pasir dari dalam drainase di Jalan Ahmad Yani, sekitar Puskib Balikpapan, Sabtu (26/4/2025). (Foto: Achmad Fadillah/Pusaranmedia.com)

    Bermodal Sekop dan Karung, Udin Raup Rp15 Juta Sebulan dari Pasir Drainase yang Terbawa Hujan

    Udin mengumpulkan pasir dari dalam drainase di Jalan Ahmad Yani, sekitar Puskib Balikpapan, Sabtu (26/4/2025). (Foto: Achmad Fadillah/Pusaranmedia.com)

    Reporter: Achmad Fadillah | Editor: Bambang Irawan

    BALIKPAPAN - Musibah bagi sebagian orang, berkah bagi yang lain. Itulah yang dirasakan Udin, warga Cemara yang setiap hari mengais rezeki dari dalam saluran drainase di Jalan Ahmad Yani, tepatnya sekitar Puskib. 

    Dengan alat seadanya, pria yang sudah punya anak dan istri ini mengeruk pasir yang terbawa derasnya hujan dari perbukitan. 

    Pasir-pasir itu lalu dikumpulkannya, disaring agar halus, dan dikemas dalam karung. Sabtu (26/4/2025) pagi, ia tampak sibuk menyekop pasir tanpa lelah.

    "Saya lagi cari pasir," kata Udin singkat sambil tersenyum.

    Apa yang dilakukan Udin bukan hal baru. Bersama lima hingga tujuh warga lainnya, ia memanfaatkan momen pasca hujan untuk mengumpulkan pasir alami yang tak pernah habis.

    "Selama hujan masih turun, pasir pasti ada. Banyak," ujarnya dengan mantap.

    Hasilnya tak main-main. Dalam sehari, Udin bisa mengumpulkan 30 hingga 50 karung pasir, masing-masing seberat 20 kilogram. Satu karung dijual seharga Rp10 ribu. Jika dirata-ratakan, ia bisa meraup hingga Rp15 juta per bulan.

    "Lumayan buat kebutuhan sehari-hari. Pasir ini juga laku keras, terutama buat bangunan di gang-gang kecil. Bisa diantar pakai motor," jelasnya.

    Kata dia, pasir karungan dari drainase ini sering dicari karena praktis dan kualitasnya masih bagus untuk campuran semen, plesteran, dan pekerjaan bangunan lainnya.

    Namun di balik cerita sukses itu, ada catatan miris. Ia menyebut pemerintah sudah lama tidak lagi melakukan pengerukan sedimentasi di lokasi ini.

    "Dulu sering pakai eksavator. Tapi sekarang sudah lama nggak ada lagi," katanya.

    Jika bukan karena Udin dan rekan-rekannya, pasir-pasir itu akan menumpuk dan menghambat aliran air. Dampaknya, banjir bisa meluas ke jalan dan permukiman warga.

    Satu hal yang pasti, Udin telah membuktikan bahwa di balik kotoran sekalipun, ada nilai dan harapan yang bisa digali. Kadang, rezeki memang datang dari tempat yang tak disangka.