Logo
Pusaran Dewan Pers
Iklan

Pemuda Asal Kutim Ini jadi Kandidat Penerima Penghargaan Bergengsi SDGs Green Initiator Award 2025

Flyer Asia Youth Green Action Summit 2025. AWARDEE OF SDGS GREEN INITIATOR 2025 CANDIDATE, Indonesian Delegates, Handi Wijaya. (Foto: Dok.Tim Handi Wijaya)

BERITA TERKAIT

    Kalimantan Timur

    Pemuda Asal Kutim Ini jadi Kandidat Penerima Penghargaan Bergengsi SDGs Green Initiator Award 2025

    PusaranMedia.com

    Flyer Asia Youth Green Action Summit 2025. AWARDEE OF SDGS GREEN INITIATOR 2025 CANDIDATE, Indonesian Delegates, Handi Wijaya. (Foto: Dok.Tim Handi Wijaya)

    Pemuda Asal Kutim Ini jadi Kandidat Penerima Penghargaan Bergengsi SDGs Green Initiator Award 2025

    Flyer Asia Youth Green Action Summit 2025. AWARDEE OF SDGS GREEN INITIATOR 2025 CANDIDATE, Indonesian Delegates, Handi Wijaya. (Foto: Dok.Tim Handi Wijaya)

    Reporter: Siswandi | Editor: Bambang Irawan 

    SANGATTA – Harapan baru bagi gerakan lingkungan hidup lahir dari timur Kalimantan. Pemuda asal Kabupaten Kutai Timur (Kutim), Handi Wijaya, mengukir prestasi membanggakan. Ia  terpilih sebagai Delegasi Indonesia dalam Asia Youth Green Summit (AYGS) 2025 yang akan berlangsung di Pantai Indah Kapuk, Jakarta, 3–4 Mei mendatang.
     
    Handi tak datang sebagai peserta biasa. Ia menjadi salah satu dari Top 50 Representatives yang dipilih dari negara-negara di kawasan Asia Pasifik. Bahkan, ia masuk dalam jajaran kandidat penerima penghargaan bergengsi SDGs Green Initiator Award 2025.

    “Saya ingin membawa praktik baik dari kampung ke forum global. Biar dunia tahu, perubahan itu bisa dimulai dari tempat yang seringkali dianggap pinggiran,” ujar Handi.

    Lahir dan tumbuh di Sangatta, semangat lingkungan Handi terbentuk sejak usia muda. Ia dikenal aktif menginisiasi program Gerakan 1000 Tumbler, yang menyasar pengurangan limbah plastik di lingkungan sekolah dan kampung. 

    Pada 2023, ia juga memimpin aksi massal bersih-bersih Sungai Sangatta, yang diikuti oleh ratusan warga dari berbagai kalangan.

    Namun, perjuangannya tak berhenti di daratan. Di Kampung Terapung Malahing, Kota Bontang, Handi menggagas program edukasi hidroponik yang membantu warga menanam sayur segar secara mandiri menggunakan teknik tanam tanpa tanah. Solusi ini dinilai efektif bagi komunitas pesisir yang kesulitan mengakses kebutuhan pangan sehat.

    “Proyek hidroponik itu membuka mata saya bahwa solusi lingkungan harus kontekstual dan berpihak pada kebutuhan lokal,” tuturnya.

    Di wilayah pesisir Sangatta Utara Kabupaten Kutim, Handi juga ikut dalam transplantasi terumbu karang di kawasan Pantai Teluk Lingga. 

    Program tersebut tidak hanya memulihkan ekosistem laut, tetapi juga mendukung kehidupan ekonomi nelayan sekitar.

    “Keberlanjutan bukan hanya soal menjaga alam, tetapi juga soal keberlangsungan hidup masyarakat yang bergantung pada alam itu sendiri,” jelasnya.

    Nama Handi sebelumnya sudah dikenal di ajang internasional. Dalam International Youth Innovation Summit (IYIS) 2025, ia dinobatkan sebagai Best Speaker, mengungguli peserta dari berbagai negara. Capaian ini menunjukkan bahwa pemuda dari daerah pun mampu bersaing di panggung dunia.

    AYGS 2025 sendiri merupakan forum penting yang mempertemukan pemuda-pemudi pelopor perubahan dari berbagai negara Asia. Tokoh-tokoh seperti Rashmita Rasindra, Melati Tedja, dan Nami Afrah Insani dijadwalkan hadir sebagai penggerak gagasan dan kolaborasi lintas bangsa.

    Handi membawa harapan besar bagi pemuda daerah. Ia menyampaikan bahwa potensi anak-anak muda dari Kutim tak kalah dari daerah lain, hanya perlu ruang untuk berkembang.

    “Kita tinggal di Kutim yang butuh effort lebih untuk bisa terhubung ke luar, apalagi ke kota besar. Tapi saya percaya, pemuda Kutim punya potensi luar biasa dan berdaya saing. Kita hanya perlu terus meng-upgrade diri dan jangan pernah minder jadi anak daerah,” ucapnya melalui pesan WhatsApp dengan nada semngat kepada pusaranmedia.com, Kamis (01/05/2025).

    Ia pun mengajak semua pihak, terutama pemerintah, untuk lebih serius dalam mendukung gerakan lingkungan yang dimotori generasi muda.

    “Kita tidak kekurangan semangat, yang kita butuh adalah ekosistem dukungan yang nyata,” tegasnya.

    Menutup pembicaraan Handi, ia menyampaikan harapannya agar langkahnya di AYGS 2025 dimudahkan, serta dapat membawa nama baik Indonesia, khususnya Kutai Timur, ke level internasional.

    “Keberhasilan ini bukan milik saya seorang. Ini milik seluruh pemuda Indonesia yang tidak diam melihat kerusakan lingkungan. Mari kita terus bergerak, bersama,” pungkasnya.