Reporter: Abdi | Editor: Buniyamin
BONTANG - Kelangkaan gas elpiji 3 kilogram (Kg) juga terjadi di Kota Bontang, bahkan sudah terjadi sejak H-2 sebelum dan h+3 Idulfitri. Akibatnya, pedagang yang menjual gas tabung hijau tersebut juga menaikkan harga.
Warga Bontang, Ismail mengaku kewalahan mencari tabung gas dan sudah mengitari beberapa agen dan pedagang pengecer di Kota Bontang.
Akhirnya dia mendapatkan gas LPG 3kg di salah satu pengecer yang ada di Bontang. "Sisa satu juga ini pas beli, dari tadi muter-muter cari penjual gas masih banyak kosong. Harganya juga mahal, Rp45 ribu harganya," ucapnya kesal.
Area Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan, Susanto August Satria menegaskan perencanaaan harian LPG selama masa Satgas Ramadan dan Idulfitri untuk Samarinda sebanyak 29.160 tabung per hari.
Kemudian ada tambahan alokasi sebesar 3.360 tabung per hari atau setara 11.5% dari lokasi harian. Kemudian, perencanaaan harian LPG untuk Kukar selama masa Satgas Ramadan dan Idulfitri 28.000 tabung per hari dan tambahan alokasi sebesar 2.800 tabung per hari atau setara 10% dari lokasi harian.
Khusus Kota Bontang, Suplai LPG sebesar 3.920 tabung per hari dan tambahan planning di awal Ramadan sebesar 1.680 tabung dan di Idulfitri sebesar 2.240 tabung.
"LPG Bright Gas 12 kg dan 5.5 Kg tersedia di pangkalan atau outlet terdekat. Pertamina sudah mengantisipasi lonjakan permintaan LPG 3 Kg dengan menambah pasokan," dijelaskannya.
Ia juga menegaskan pasokan BBM dan LPG dalam keadaan aman dan tersedia. Pertamina juga menjamin ketersediaan stok LPG dan BBM sehingga meminta masyarakat jangan khawatir.
HET LPG 3 Kg di Pangkalan Resmi Pertamina Samarinda dan Kukar Rp18.000 dan HET di Bontang Rp19.500 berdasar Keputusan Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim) 2019 lalu.
Untuk barang Subsidi seperti halnya LPG 3 Kg, sistem pembeliannya sudah disepakati di masing-masing wilayah karena ini diperuntukkan untuk masyarakat miskin.
Ia meminta bagi warga mampu bisa menggunakan LPG Bright Gas 12 Kg dan 5.5 Kg bagi yang berkategori mampu, lebih awet dengan volume lebih besar.
"Bijaklah menggunakan barang subsidi seperti LPG 3 Kg, karena ini utk masyarakat miskin. Jangan rampas hak mereka, apalagi dengan membuat susah dengan menjualnya lagi di pengecer," himbaunya.
Ia menegaskan, apabila di lapangan ditemukan pangkalan resmi menaikkan harga di atas HET agar dapat melapor ke Pertamina ke Pertamina Call Centre no 135.
Apabila aduan yang disampaikan warga benar dan bisa dibuktikan maka Pertamina tidak segan men-stop pasokannya ke agen atau pangkalan tersebut. "Sampaikan fakta-fakta nya, di mana? kapan? siapa? apa yang mau disampaikan. Nanti tim terdekat lokasi akan menindaklanjuti laporan jika ada pelanggaran yang dilakukan oleh Pangkalan Resmi Pertamina," tegasnya.
Menurutnya kemungkinan terjadinya penimbunan bisa saja terjadi. Tapi untuk penindakan merupakan ramahnya aparat berwenang. Senan Pertamina hanya melakukan penyaluran gas elpiji sampai ke agen atau pangkalan resmi.
Pertamina menyayangkan adanya oknum yang menjual kembali LPG 3 Kg dengan menaikkan harga dari HET. "Kami berharap pemerintah setempat dan atau aparat berwenang setempat dapat menindaklanjuti oknum yang menjual kembali barang subsidi, karena itu sudah menyalahi ketentuan," tegas Satria.
Ia sempat menerima informasi jika harga LPG 3kg diatas HET di pasaran. Tentu itu harga yang tidak masuk akal menurutnya. "Enggak masuk akal itu, ngapain beli gas 3 kg sampai ratusan ribu. Mending beli bright gas yang 5 kg aja sekalian, bisa lebih hemat lagi," bebernya.