Reporter: Diansyah | Editor: Bambang Irawan
NUNUKAN - Jika masyarakat Nunukan banyak menghabiskan masa libur lebaran ini dengan berkunjung ke Pulau Sebatik, menikmati sederet objek wisata alam dan belanja di daerah yang berbatasan langsung dengan wilayah Sabah, Malaysia.
Hal sebaliknya justru dilakukan warga Pulau Sebatik yang memilih datang ke Nunukan untuk menikmati keindahan dan kemegahan bangunan Islamic Center Hidayahturahman Nunukan.
Bangunan yang berdiri diatas lahan seluas 10 hektare tepat berada di depan Kantor Bupati Nunukan ini, akan langsung terlihat keindahannya ketika pengunjung dari Pulau Sebatik baru saja menginjakkan kakinya di Pelabuhan Ferry Sei Jepun, Nunukan Selatan.
Bangunan yang berbahan dasar dari material batu marmer itu dulu sengaja dipesan oleh Bupati Nunukan periode 2011 - 2016 H Basri agar seluruh material yang menyelimuti bangunan megah tersebut mirip dengan material yang berada di Kabbah, Kota Mekkah, Arab Saudi.
Sehingga pengunjung yang berkunjung ke bangunan terbesar di Kalimantan Utara (Kaltara) itu akan selalu merasakan dinginnya batu marmer tertata dengan indah di seluruh bangunan.
Tak ayal hal itu menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan baik sekedar berswafoto maupun duduk berkumpul bersama keluarga sembari menjalankan ibadah salat di bangunan tersebut.
Seperti yang diungkapkan Sunarti, warga Sebatik Barat ini memilih mengunjungi Islamic Center, lantaran kagum dan bangga karena Nunukan memiliki bangunan semegah itu.
"Pemandangannya juga bagus banget, jadi sengaja saya membawa keluarga sekaligus membawa makanan juga. Jadi bisa bersantai menikmati pemandangan laut dan bangunan islamic, sambil berfoto-foto untuk kenang-kenangan," ujar Sunarti.
Dari pantauan pusaranmedia.com, tidak sedikit pengunjung juga yang datang ke Islamic Center yang berada di Jalan Sei Jepun, Nunukan Selatan ini membawa fotografer khusus, untuk mengabadikan momen bersama keluarga besar atau dijadikan tempat foto pra wedding.
Namun, dibalik kemegahan dan keindahan bangunan tersebut, tampak beberapa bagian bangunan itu tampak tak terawat, seperti halnya kolam air mancur yang berada dibagian depan, terlihat sangat kotor, bahkan airnya kuning pekat sehingga ikan-ikan yang berada di situ tak lagi dapat terlihat dengan jelas.
Selain itu, bagian tangga utama bangunan itu juga tampak kotor oleh kotoran burung yang hinggap dan mendiami bangunan tersebut.
"Sayang sekali yah, bangunan ini sudah menjadi ikon Nunukan, tapi sejumlah sisinya justru kayak tidak ada yang merawat. Jadinya kotor dan ada beberapa bagian lagi yang sudah rusak," keluh Kamarudin, warga Nunukan.
Dirinya berharap, pemerintah dapat terus memperhatikan bangunan tersebut, karena Islamic Center Nunukan telah menjadi ikonik kebangaan warga Kabupaten Nunukan.