Logo
Pusaran Dewan Pers
Iklan

Dikira Hewan Kijang, Warga Anggana Tembak Sepupunya saat Berburu di Sungai Balok

Barang bukti berupa senjata api rakitan jenis penabur yang diamankan pihak Satreskim Polres Kukar (Foto: Lodya/pusaranmedia.com)

BERITA TERKAIT

    Kalimantan Timur

    Dikira Hewan Kijang, Warga Anggana Tembak Sepupunya saat Berburu di Sungai Balok

    PusaranMedia.com

    Barang bukti berupa senjata api rakitan jenis penabur yang diamankan pihak Satreskim Polres Kukar (Foto: Lodya/pusaranmedia.com)

    Dikira Hewan Kijang, Warga Anggana Tembak Sepupunya saat Berburu di Sungai Balok

    Barang bukti berupa senjata api rakitan jenis penabur yang diamankan pihak Satreskim Polres Kukar (Foto: Lodya/pusaranmedia.com)

    Reporter: Lodya Astagina | Editor: Bambang Irawan 

    TENGGARONG - Nasib nahas dialami Ramli (40) saat mengisi waktu libur lebaran dengan pergi berburu ke kawasan Sungai Balok, Handil Terusan, Kecamatan Anggana, justru dia terkena tembakan  MA (44) yang mengira sepupunya itu adalah seekor kijang. 

    MA dan Ramli, Rabu (4/5/2022) malam pergi berburu. Setibanya di lokasi, MA melihat ada cahaya berupa mata binatang yang dikiranya adalah kancil. Ramli pun berinisiatif untuk maju melihat apakah yang dilihat MA adalah kancil. Setelah memastikan, Ramli kembali lagi dan memberitahu MA bahwa binatang itu bukanlah kancil melainkan kijang. 

    MA pun memutuskan maju untuk melihat lebih jelas. Awalnya MA mengira Ramli tetap berada pada posisi awal mereka berdiri, namun Ramli justru pergi ke arah berlawanan yang membuat posisi mereka mengepung kijang. 

    MA yang tak mengetahui hal ini terus saja maju dan melihat ada cahaya kuning yang dikiranya adalah mata kijang tadi, tanpa pikir panjang MA pun langsung menembak sasaran. 

    Namun, bukannya suara binatang yang terdengar, MA justru mendengar suara Ramli yang berteriak kesakitan. Setelah didekati ternyata yang tertembak adalah Ramli. 

    Cahaya kuning yang dilihatnya merupakan senter yang digunakan oleh Ramli. MA pun segera membawa korban ke Rumah Sakit (RS) Dirgahayu untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut. 

    “Tersangka melakukan kegiatan berburu bersama dalam satu kawasan. Akan tetapi dalam satu kesempatan itu berbeda posisi (dengan korban), tersangka menurut hasil pemeriksaan melihat sinar kuning yang dikira itu mata hewan kijang kemudian ditembaklah (korban),” jelas Kasatreskrim Polres Kukar, AKP Gandha Syah Hidayat didampingi Kanitdik I Satreskrim IPDA Jaelani kepada wartawan, Senin (9/5/2022). 

    Gandha menyampaikan korban kini sudah dioperasi dan keluar dari RS. Kepolisian pun melakukan penyelidikan lebih lanjut dengan memeriksa MA, setelah hampir 24 jam MA pun mengaku telah menembak korban secara tidak sengaja. “Kasus ini unik menurut kami karena pada awalnya saudara MA tidak mengakui perbuatannya. Akhirnya tersangka menceritakan yang sebetulnya. Setelah kita melakukan pemeriksaan intensif akhirnya dia menunjukkan senpi rakitan yang dia gunakan karena sempat dibuang karena panik,” urainya. 

    Lebih rinci, Gandha mengucap penegak hukum memproses dua delik dalam kasus ini yakni delik kelalaian dan kepemilikan senpi. Dengan Pasal 360 KUHP ancaman pidana maksimal lima tahun penjara dan atau Undang-undang darurat tahun 1951 tentang kepemilikan senjata api dengan ancaman pidana kurang lebih 12 tahun penjara. 

    Adapun barang bukti yang berhasil diamankan berupa satu senpi rakitan jenis penabur, satu buah benda bulat warna hitam terbuat dari timah, proyektil yang diambil dari hasil operasi korban, satu lembar foto hasil rontgen korban, satu butir peluru penabur masih utuh belum digunakan dan satu butir selongsong peluru penabur dalam keadaan kosong atau pasangan proyektil yang bersarang di tubuh korban. 

    Sementara itu, MA mengatakan senpi miliknya dibeli dari hasil menitip kepada seorang teman. Senpi itu dibelinya dengan harga Rp2,2 juta. Dia juga bercerita  saat awal tertembak, korban tidak pingsan da masih sadar. Korban juga sempat minta dipangku sebelum dilarikan ke RS. Awalnya mereka bukan pergi berburu, tapi memancing. Namun karena tak mendapatkan hasil dari memancing, mereka berdua memutuskan untuk berburu saja. 

    “Masih keluarga, sepupu. Minta dipangku (korban), posisi lagi hujan juga malam itu, saya sendiri yang ngantarkan ke rumah sakit” tandasnya.