Reporter: Diansyah | Editor: Bambang Irawan
NUNUKAN — Selama tujuh bulan bertugas di Kabupaten Nunukan dan Malinau, Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan (Satgas Pamtas) Batalyon Armed 18/Komposit Buritkang belum melakukan patroli mengecek ribuan patok yang menjadi batas negara.
Komandan Yonarmed 18/Buritkang, Letkol Arm Yudhi Ari Irawan menyebutkan setidaknya ada 1.352 patok perbatasan Indonesia - Malaysia yang belum didatangi lantaran kawasan tersebut masuk dalam pos gabungan bersama di wilayah Malaysia yang masih terkendala akibat pandemi Covid-19 yang melanda.
Lokasi tersebut berada di Pos Gapma Bakelalan, Serawak - Malaysia dan Pos Gapma Selipu di Lumbis yang memiliki lokasi patroli patok dua pos tersebut.
"Dengan alasan pandemi maka kami tidak menempatkan personel, sehingga patroli ribuan patok di wilayah itu tidak dilakukan,” ujar Letkol Yudhi.
Yudhi menjelaskan, total patok yang menjadi tanggung jawab patroli Satgas Pamtas yakni 6.873 patok dan hingga saat ini jelang dua bulan masa berakhirnya penugasan Yonarmed di Nunukan dan Malinau sebanyak 5.521 patok yang telah dikunjungi.
"Jadi seharusnya total pos yang kita tempati itu 29 pos termasuk dua Pos Gapma tersebut, hanya saja, karena alasan pandemi dua pos kita tidak isi personel sehingga itulah 1.352 patok di kawasan itu tidak kita data dan kunjungi," jelasnya.
Selain pandemi, kondisi sulitnya lokasi pendaratan helikopter pembawa dorongan logistik (dorlog) personel juga menjadi alasan tidak ditempatkannya personel di garis depan tersebut. Kendati begitu, 1.352 patok yang tidak dikunjungi sejatinya telah terdaftar dalam koordinat batas negara, sehingga sekalipun tidak terpatroli titik tersebut tidak akan hilang dari daftar koordinat.
Hanya saja, lanjut Yudhi, kegiatan patroli sendiri hanya guna memastikan kondisi patok dalam keadaan baik atau posisi patok masih dalam titik koordinat yang terdaftar.
"Sebenarnya kalau pun bergeser, paling tidak signifikan karena tentu itu bukan faktor kesengajaan melainkan faktor alam yang terjadi, baik karena tanah longsor atau rusak karena tertimpa pohon dan sebagainya," ungkap Yudhi.
Dalam patroli yang dilakukan satuannya itu, tidak sedikit patok ditemukan dalam kondisi rusak dan hilang. Meski hingga kini belum diketahui pasti apa penyebab kerusakan dan hilangnya sejumlah patok tersebut.
"Ada kemungkinan karena faktor alam seperti longsor sampai tertimbun. Sebab, ketika personel melakukan patroli, tentu ada koordinat yang diberikan. Koordinat tersebut didatangi menggunakan GPS, hanya saja di titik tersebut tidak ada patoknya. Satgas sebelumnya juga pernah menyampaikan, ada beberapa yang hilang, setelah kami cek dengan patroli, ternyata benar-benar hilang,” pungkasnya.