Reporter: Lodya Astagina | Editor: Bambang Irawan
TENGGARONG - Komunitas asal Kabupaten Kukar “SOUNDASPACE” bakal menggelar pertunjukkan musik tradisi dan modern dengan menyuguhkan penampilan dari beberapa komunitas musisi lokal asal Kalimantan Timur (Kaltim).
Event yang diinisiasi oleh putra-putri daerah ini bakal diselenggarakan pada 1 Juni 2022 mendatang di halaman Kedai Kami, Jalan Pesut, Tenggarong mulai pukul 19.30.
Penyelenggaraannya akan dibarengi dengan Peringatan Hari Lahir Pancasila. Komunitas ini juga bakal mengadakan upacara singkat berupa pembacaan teks Pancasila, kemudian dilanjutkan dengan pertunjukkan musik.
Ketua Panitia, Tegar Restu Dovianda, mengatakan konsep dari Soundaspace sendiri tidak tertutup pada satu genre saja namun merangkul semua genre musik yang ada.
Pada hari H nanti, genre rock dipilih untuk mengisi event perdana Soundaspace.“Selanjutnya kita bisa etnis, dangdut, pop, dan sebagainya karena misi kami merangkul semua elemen-elemen musik. All genrenya, saat acara tahunannya itu. Semua elemen musik akan hadir di situ,” ucap Tegar saat Press Conference di Kedai Kami, Minggu (29/5/2022).
Lebih lanjut, Tegar memberikan sedikit bocoran penampilan perdana event Soundaspace dikemas dengan konsep gigs atau konser kecil. Kemudian bakal ada delapan band yang turut hadir memeriahkan event ini. Di antaranya ada Regret For Grave asal Tenggarong, Gimme New Rhime asal Sangasanga, dan Monkey Mangkir dari Balikpapan.
Lalu band asal Samarinda, yakni Roots Side Up, Midnight Dose dan Aftertells. Terakhir ada Jayabaya Prophecy dan Wishma. In collaboration Dovilabs Syndicate, Forest Media, srepet squad, Kedai Kami, Circle Production Indonesia. Didukung juga dengan Mural Graffiti oleh Taikbabi! asal Tenggarong dan junkess dari Samarinda.
Tegar berkomitmen akan mencoba menyelenggarakan kegiatan ini per tiga bulan sekali ditambah dengan event tahunannya. Soundaspace yang terbentuk secara independen optimis untuk menghadirkan musik-musik dari musisi daerah. “Pertama ini kolaborasi hanya beberapa, bisa jadi selanjutnya akan lebih banyak. Tapi mudah-mudahan dengan adanya ini menjadi pemantik untuk band di Tenggarong,” harapnya.
Pemilik Kedai Kami yang menjadi tuan rumah dalam gigs ini, Lia Eliana mengatakan, sekarang sudah bukan zamannya untuk bersaing, melainkan kolaborasi. Tentunya bila segalanya dilakukan bersama-sama pasti akan jauh lebih kuat. Teteh sapaan akrabnya mengaku percaya dengan konsep Soundaspace yang diusung oleh Tegar.
“Menurut saya segala macam obrolan, baik bisnis atau seni berawal dari kopi. Kebetulan teteh suka musik, kenal tegar. Semoga lancar semua acaranya dengan keterbatasan tempat saya ini,” tukasnya.
Salah satu perwakilan band yang berpartisipasi, yakni gitaris dari Monkey Mangkir, La Dores mengucapkan bermain dalam even ini untuk mengambil peluang.
Dia menilai esensi dari musik itu untuk ditampilkan. Sebanyak apa pun lagu dan album yang dimiliki sebuah band, hanya akan menjadi omong kosong belaka bila tidak ditampilkan.
“Dengan adanya wadah-wadah seperti ini, kita saling support saling bantu untuk menghidupkan sama-sama. Lebih ke simbiosis mutualisme aja, saling membutuhkan. Kalau soal kepentingan tentu kita sama-sama ada kepentingan di sini, kita disediakan wadah, kemudian kita support wadah yang menyediakan,” pungkasnya.