Logo
Pusaran Dewan Pers
Iklan

Sawah di Kutim Terkendala Jaringan Irigasi, Masih Menggunakan Metode Tadah Hujan

Ilustrasi jaringan irigasi ke sawah.(istimewa)

BERITA TERKAIT

    Kalimantan Timur

    Sawah di Kutim Terkendala Jaringan Irigasi, Masih Menggunakan Metode Tadah Hujan

    PusaranMedia.com

    Ilustrasi jaringan irigasi ke sawah.(istimewa)

    Sawah di Kutim Terkendala Jaringan Irigasi, Masih Menggunakan Metode Tadah Hujan

    Ilustrasi jaringan irigasi ke sawah.(istimewa)

    Reporter: Ainur Rofiah| Editor: Buniyamin 

    SANGATTA - Puluhan hektar sawah di Kabupaten Kutai Timur (Kutim), Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) masih menggunakan metode tadah hujan.

    Ini diungkapkan Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan (Dispertan) Kutim, Dyah Ratnaningrum.

    "Kenapa masih ada, karena kadang ada lahan sawah yang tidak memiliki sumber air. Itu masih jadi kendala buat kita pada sektor pertanian," ujarnya.

    Beberapa waktu lalu, pihaknya bersama Bupati dan Wakil Bupati Kutim berkunjung ke Desa Sekerat, Kecamatan Bengalon.

    Di sana, sekitar 61 hektar sawah terkendala jaringan irigasi, padahal terdapat sungai yang mampu menghidupi lahan tersebut.

    "Jalur irigasinya belum ada, kita suruh PPL-nya ke sini dan diminta membantu kelompok tani membuat proposal pengajuan," terangnya.

    Jalur irigasi merupakan jalan air dari sungai menuju satu tempat tertentu, yang dalam hal ini akan dialiri ke sawah-sawah tersebut.

    Jaringan irigasi yang diperlukan adalah sekunder, maka pengerjaan nya akan di tangani oleh Dinas Pekerjaan Umum (PU).

    "Kalau yang tersier itu yang masuk ke sawah-sawah, kalau primer kan bendungan, yang tersier inilah yang menjadi ranah kami setelah PU," paparnya.

    Setelah ini, pihaknya terus melakukan kunjungan terkait jumlah lahan sawah yang masih menggunakan metode tersebut, untuk kemudian di data.