Reporter: Abdi | Editor: Buniyamin
BONTANG - Bagian Perekonomian Sekretariat Daerah (Setda) Bontang menggelar monitoring gabungan pengendalian penyaluran Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi jenis pertalite dan solar di sejumlah SPBU yang ada di Kota Bontang.
Salah satu yang dikunjungi adalah SPBU Akawi di Jalan MT Haryono, Bontang Utara. Monitoring itu dilaksanakan bersama Manajemen Pertamina Patra Niaga, Dinas Perhubungan (Dishub), Polres Bontang, Dinas Koperasi, UMKM dan Perdagangan (Diskop-UKMP).
Sales Branch Manager 3 Area Bontang-Kutai Timur PT Pertamina Patra Niaga, Roby Kurniawan mengatakan monitoring Jenis Bahan Bakar Khusus Penugasan (JBKP) Pertalite ini untuk mengetahui secara langsung seperti apa penyaluran Bahan Bakar Minyak (BBM) pertalite di Bontang.
Sebab, kata Roby, dari informasi yang beredar di masyarakat bahwa banyak oknum yang melakukan pembelian pertalite di SPBU untuk dijual lagi.
"Ada beberapa oknum masyarakat yang kedapatan, lagi dimintai keterangan. Masyarakat diminta bijak saat membeli BBM subsidi ," ucapnya, Selasa (9/8/2022).
Menurutnya, larangan warga menjadi pengecer BBM karena beberapa alasan. Seperti tidak memiliki izin penjualan, lalu dari sisi keamanan pun tidak ada sehingga bisa membahayakan diri maupun orang lain.
Ini berkaca dari kejadian kebakaran di Kota Samarinda yang diduga ulah warga saat memindahkan BBM. "Iya apalagi pernah ada kejadian dan menelan korban jiwa. Temuan hari ini akan kami bahas lebih lanjut ke depannya," sebutnya.
Kepala Seksi (Kasi) Angkutan Umum, Dinas Perhubungan (Dishub) Bontang, Welly Sakius mengaku hasil monitoring ini ditemukan dua pengendara, yakni motor dan mobil bak terbuka.
"Pertama mobil ini kami dapati di SPBU Kopkar PKT dan sekarang di SPBU Akawi. Supirnya beda tapi mobilnya sama," kata Wely.
Sekarang, secara aturan motor hanya boleh membeli pertalite maksimal Rp50 ribu dan mobil Rp300 ribu.
Meski demikian, Wely menilai masih ada celah bagi oknum yang mengetap BBM untuk melangsungkan aksinya. "Isi di SPBU sini Rp300 ribu, habis itu isinya disedot baru pindah ke SPBU lainnya untuk isi lagi. Masih diakali sama mereka," papar Welly.