Reporter: Lodya Astagina | Editor: Bambang Irawan
TENGGARONG - Pembuatan dua replika Naga untuk menyambut Erau Adat Kutai pada pekan ketiga September 2022 hampir rampung dikerjakan.
Sepasang replika Naga ini dibuat di Museum Mulawarman. Naga Laki diletakkan di sisi kanan museum dan Naga Bini diletakkan pada bagian kiri museum
Kedua Naga tersebut dibuat menggunakan kayu meranti dan rotan, dengan panjang 17 meter dan diameter 85 sentimeter. Setelah kerangka selesai, dilanjutkan pemasangan replika kepala dan ekor naga.
Proses pembuatannya cukup memakan waktu, dibutuhkan 15 hari dengan 15 orang yang sudah terbiasa membuat replika naga. “Saya memang sudah lama molah (membuat) kerangka naga. Ini merupakan tahun ke-enam,” kata seorang pengrajin, Encek Iswansyah.
Pemasangan replika kepala ini tak bisa sembarangan. Harus melewati ritual terlebih dulu yang dilakukan langsung oleh Sultan Kutai Kartanegara ing Martadipura. Ada pun ritualnya adalah besawai. Tepat di depan replika naga diletakkan sebuah sajen atau biasa disebut piduduk dalam bahasa Kutai.
Piduduk tersebut berisikan buah pisang, buah pinang, daun sirih, kapur, gula merah, telur ayam kampung, rokok yang terbuat dari daun, dan dupa yang dinyalakan.
Setelahnya, proses dilanjutkan membalut kerangka dengan kain kuning dan penempelan sisik. Total ada 12 warna berbeda digunakan sebagai replika sisik naga. “Saat dipasang akan dilakukan juga ritual besawai,” katanya.
Naga menjadi salah satu ikon yang disakralkan dalam Erau. Sekaligus sebagai tanda akan ditutupnya pesta budaya ini, yakni dengan mengulur naga pada hari puncak Erau. Nantinya, rombongan Keraton Kutai akan bertolak ke Kutai Lama menggunakan perahu dan mengarak dua replika naga, untuk kemudian dilaboh atau dilepaskan di sungai.
Melansir dari rri.co.id, saat proses belaboh, bagian kepala dan ekor naga akan dipisahkan dari badannya. Bagian kepala dan ekor dibawa kembali ke Keraton untuk Festival Erau tahun-tahun berikutnya. Sedangkan bagian tubuh naga diturunkan dari atas kapal ke sungai.
Biasanya masyarakat akan berlomba-lomba mendapatkan bagian sisik dari naga yang dipercaya memiliki kekuatan untuk mewujudkan harapan pemiliknya.