Logo
Pusaran Dewan Pers
Iklan

Lestarikan Bahasa Paser, Disdikbud Gelar Festival Bahasa Ibu

Peserta asal SMP N 1 Long Ikis. (Foto: Anas/Pusaranmedia.com)

BERITA TERKAIT

    Kalimantan Timur

    Lestarikan Bahasa Paser, Disdikbud Gelar Festival Bahasa Ibu

    PusaranMedia.com

    Peserta asal SMP N 1 Long Ikis. (Foto: Anas/Pusaranmedia.com)

    Lestarikan Bahasa Paser, Disdikbud Gelar Festival Bahasa Ibu

    Peserta asal SMP N 1 Long Ikis. (Foto: Anas/Pusaranmedia.com)

    Reporter: Anas Abdul Kadir | Editor: Bambang Irawan 

    TANA PASER - Guna melestarikan bahasa daerah, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Paser menggelar festival tunas bahasa ibu, bahasa daerah Paser tahun 2022.

    Festival diikuti oleh puluhan siswa dari jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) se- Kabupaten Paser dengan berbagai lomba yang dipertandingkan meliputi sempuri, pidato, dan betikau bahasa Paser di Kompleks Perkantoran Pemkab Pasar KM 5, Kamis (27/10/2022).

    Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Paser M Yunus Syam menuturkan festival di lakukan karena adanya kekhawatiran berkurangnya penutur bahasa daerah. Oleh karena itu, perlu diperkenalkan kepada para anak muda terutama siswa. 

    Tidak sampai di situ saja, pihaknya juga telah mengeluarkan edaran penggunaan bahasa Paser di setiap upacara bendera Senin. Terutama pembawa acara, bukan hanya menggunakan bahasa Indonesia namun juga melafalkan bahasa Paser. "Paling tidak bisa memperkenalkan ke anak-anak. Ini loh bahasa Paser," ucap Yunus Syam.

    Jumlah penutur bahasa Paser saat ini hanya 200.000 orang, disebabkan berbagai soal seperti pernikahan silang, yang membuat bahasa Paser tak lagi digunakan dalam pembicaraan harian di dalam rumah.

    Guru Pendamping SMP N 1 Long Ikis Iswanto, mengaku senang adanya festival ini agar bahasa Paser tidak hilang, dan bisa meneruskan orang-orang tua. Diakuinya terdapat degradasi penutur asli, dan mulai melupakan bahasa daerah.

    "Ya anak sekarang sudah mulai melupakan, makanya kita ada forum sedang menyusun kamus," terang dia.
    Soal lain yang hilang dalam kebudayaan Paser ialah kurangnya anak-anak yang memainkan game tradisional akibat lebih fokus ke gadget.

    Salah seorang peserta Arif Ifdal Wardana merasa gugup karena baru mengikuti ajak seperti ini. Apalagi dirinya sebagai anak keturunan suku Paser, yang memiliki tanggung jawab terhadap pelestarian bahasa Paser. "Saya ingin melestarikan bahasa orang tua saya," ucap dia.