Reporter: Achmad Fadillah | Editor: Buniyamin
BALIKPAPAN - Salah satu produk lilin dari hasil limbah minyak goreng (Migor) jelantah menghantarkan RT 10 Kelurahan Marga Sari menjadi juara satu lomba Clean, Green, and Healthy (CGH) di tingkat Kota Balikpapan.
Migor jelantah tersebut didapatkan dari hasil rumah tangga para warga sekitar agar tidak membuang minyak di kolong rumah atas air.
Kader RT 10 Kelurahan Marga Sari, Nurlina memberikan langkah-langkah cara membuat lilin ramah lingkungan ini.
Ia menjelaskan untuk menjadi sebuah lilin cantik dan beraroma dari migor jelantah, terlebih dulu siapkan bahan campurannya, yaitu parafin, stearin, dan essential oil/pewarna.
"Jadi pertama-tama kita panaskan parafin dulu, dengan 1:1 perbandingan. 100 gram dari parafin, stearin dan migor jelantah," ucapnya yang juga kader Marga Sari Olah Jelantah (Mariojelan).
Lanjut Lina sapaannya, setelah parafin yang dipanaskan mencair, lalu dimasukan makarame atau sumbunya. Setelah mengeras lalu masukan stearin sampai mencampur rata, kemudian jelantah lalu aduk merata semua dengan pewarna.
Jika mau beraroma maka campurkan air rebusan, misalnya daun pandan, daun mint, dan lainnya. "Setelah diaduk rata, lalu siapkan gelas atau tempat wadah cetakan yang kita siapkan," terangnya.
Selain dari gelas, kata Lina, bisa juga dari tempat toples yang sudah tidak dipakai asal kuat dari menahan panasnya api lilin.
Migor jelantah itu juga, dikatakannya, tidak sembarangan minyak bekas. "Adapun yang kita tidak bisa mengolah menjadi lilin itu yang hitam pekat," jelasnya.
Diakuinya, migor jelantah yang hitam pekat itu akan diserahkan ke Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST), kemudian ke PT Biru Laut Persada yang merupakan salah satu unit bisnis Pertamina RU V Balikpapan untuk dijadikan bio solar.
"Jadi kalau untuk minyak jelantah sendiri, kita ada pengumpulan setiap bulannya dari warga RT 10 dan sekitarnya dikumpulkan ke kami (kader)," ujarnya.
Ia menekankan hasil dari kumpulan migor jelantah tersebut dilakukan secara sukarela dalam artian tidak ada penjualan.
"Maka hasil minyak jelantah menjadi lilin atas kesadaran warga peduli dengan lingkungan, dan lilin yang sudah jadi kita bagikan ke mereka," akunya.
Saat ditanyakan, apakah ke depan produk lilin ini menjadi sumber pendapatan. Ia mengaku berencana melakukan hal seperti itu dengan melalui pemberdayaan masyarakat.
"Harga dari lilin tersebut bisa mencapai Rp15 ribu untuk yang kecil, gelas besar Rp25 ribu dan tiga layer Rp35 ribu yang bisa dimanfaatkan kembali dari bekuan setelah meleleh atau bisa didaur ulang," imbuhnya.