Reporter: Achmad Fadillah | Editor: Buniyamin
BALIKPAPAN - Salah satu permainan lawas dengan dua bola dari plastik keras yang diikat tali beserta pegangannya kini mulai ramai dimainkan anak-anak.
Banyak nama yang disematkan untuk permainan anak-anak yang ramai di era 90-an hingga menjelang 2000-an ini.
Ada yang menyebutnya 'tek-tek', 'tik-tok', atau 'tok-tok'.
Cara mainnya cukup sederhana, yaitu dengan memegang pegangan pada tali itu lalu diayunkan naik turun hingga kedua bola dan menghasilkan suara, tek-tek bahkan sampai ada yang berirama tepuk pramuka hingga lagu ada kodok di pinggir kali.
Kini di tengah arus teknologi dengan gadget, permainan ini mulai sulit dicari. Hanya segelintir saja yang tetap berjualan permainan ini.
Padahal permainan tersebut dapat meningkatkan kreatifitas dan imajinasi anak.
Contohnya pada sekawanan anak-anak Sekolah Dasar (SD) ini di Balikpapan. Mereka beradu kecepatan, ketangkasan, kelamaan berbunyi sampai memunculkan suara yang bervariasi.
"Ayokah lama-lamaan, yang kalah push-up ya," ujar Riswan, siswa yang paling besar di antara mereka.
Semua anak nampak berlomba-lomba dan gengsi kalau kalah, mereka mulai mencari cara bagaimana caranya supaya lama. Ada yang diikat lagi di tengah tali, yang memegang di jari manis sampai menemukan cara yang pas.
Namun mereka mengaku kesulitan membeli permainan Latto-latto yang mereka sebut ini. Sebab di sekolah sudah tidak ada lagi penjual mainan yang di belakang pagar sekolah.
"Saya beli di toko mainan yang jauh dari sekolah dan rumah, untuk harganya ada harga Rp7 ribu sampai Rp15 ribu. Kalau bisa ada lagi pale (Pedagang) mainan di sekolah om," ucap Riswan.
Seperti diketahui, hak anak dalam UU perlindungan anak terdapat hak berekspresi dan hak bermain, rekreasi, waktu luang, sudah sewajarnya sekolah memperbolehkan kembali pale mainan berjualan di area luar sekitar sekolah.