Logo
Pusaran Dewan Pers
Iklan

Oosuji: Budaya Asing yang Patut Ditiru

Kepala Seksi Verifikasi Akuntansi dan Kepatuhan Internal Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Tanjung Redeb, Dion P. Antariksa ( Foto : Istimewa )

BERITA TERKAIT

    Opini

    Oosuji: Budaya Asing yang Patut Ditiru

    PusaranMedia.com

    Kepala Seksi Verifikasi Akuntansi dan Kepatuhan Internal Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Tanjung Redeb, Dion P. Antariksa ( Foto : Istimewa )

    Oosuji: Budaya Asing yang Patut Ditiru

    Kepala Seksi Verifikasi Akuntansi dan Kepatuhan Internal Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Tanjung Redeb, Dion P. Antariksa ( Foto : Istimewa )

    Oleh: Dion P. Antariksa, Kepala Seksi Verifikasi Akuntansi dan Kepatuhan Internal Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Tanjung Redeb.

    Gelaran Piala Dunia Tahun 2022 di Qatar telah usai. Perhelatan akbar itu dimenangkan oleh Argentina yang berhasil menenkuk Perancis dengan skor 4-2 dalam adu pinalti kemarin.

    Sebelumnya pada babak perempat final, terdapat delapan negara yang berasal dari beberapa zona. Tapi mayoritas berasal dari Zona Eropa, yaitu Argentina dan Brasil sebagai wakil dari Zona Conmebol (Amerika Latin), Belanda, Inggris, Kroasia, Portugal dan Perancis sebagai wakil dari Zona Europa serta Maroko sebagai satu-satunya perwakilan dari Zona Afrika.

    Maroko sendiri digadang-gadang sebagai kuda hitam yang patut diwaspadai setelah berhasil menyingkirkan Spanyol, Juara Dunia 2010 dan Piala Eropa 2008 dan 2012 yang disingkirkan lewat drama adu penalty dengan skor akhir 3-0 untuk kemenangan Tim Nasional (Timnas) Maroko.

    Tetapi, disini saya tidak akan membahas tentang hasil pertandingan dan siapa yang diunggulkan dan siapa yang menjadi kuda hitamnya.

    Saya ingin menyoroti tentang pertandingan yang melibatkan salah satu kontestan Piala Dunia Qatar dari Zona Asia, Jepang. Ya, Jepang adalah termasuk salah satu kekuatan besar sepakbola di Benua Asia, terbukti dari empat gelar Piala Asia pada 1992, 2000, 2004 dan 2011.

    Akan tetapi bukan hal itu pula yang akan saya bahas, melainkan keterlibatan para suporter “Blue Samurai” pada setiap pertandingan Timnas Jepang. 

    Namun dda hal menarik di setiap pertandingan Timnas Jepang, setiap stadion tempat berlangsung pertandingan Timnas Jepang mulai dari babak penyisihan grup sampai dengan pertandingan terakhir kontra Timnas Kroasia, yaitu kebiasaan bersih-bersih sampah yang dilakukan oleh para supporter Timnas Jepang.

    Bagi para penggemar pertandingan sepak bola, kebiasaan para supporter Timnas Jepang ini sudah terlihat sejak lama karena memang budaya meraka sebagai orang Jepang mengajarkan demikian.

    Sejak kecil, seluruh masyarakat Jepang sudah diajarkan dan ditanamkan sikap dan moral untuk selalu bersikap bersih dan membuang sampah pada tempatnya.

    Sikap moral yang telah diajarkan dan ditanamkan kepada seseorang sejak kecil dan selalu berulang selama bertahun-tahun akan menjadi suatu budaya baik yang akan dipegang teguh oleh suatu kelompok masyarakat. 
    Supporter Timnas Jepang bahkan mempunyai slogan bahwa mereka harus meninggalkan stadion tempat pertandingan Timnas Jepang dalam keadaan lebih bersih dibandingkan ketika mereka datang.

    Slogan yang tidak hanya diucapkan tetapi telah dipraktekkan dan dijalankan selama bertahun-tahun. Dari beberapa literatur yang pernah saya baca, di setiap kesempatan ketika seorang warga Jepang tengah berada di lingkungan luar rumah atau sekadar berjalan-jalan kemudian melihat sampah di dekatnya secara refleks, seperti sudah otomatis tubuh mereka akan langsung menghampiri untuk memungut sampah tersebut untuk selanjutnya membuangnya di tempat sampah terdekat yang ada di sekitarnya.

    Seperti dikutip dari Liputan6.com, di Jepang, kebiasaan tersebut dikenal dengan nama oosuji yaitu merupakan kegiatan bersih-bersih pada akhir tahun atau pembersihan besar-besaran.

    Para anggota keluarga biasanya melakukan kegiatan ini selama satu minggu penuh untuk menyambut tahun baru, tidak hanya bertujuan membersihkan sampah, budaya ini juga dianggap sebagai ritual membersihkan nasib buruk untuk menuju awal baru yang baik.

    Budaya inilah yang melekat pada masyarakat Jepang, sehingga akan selalu dilakukan di mana pun berada. Saat mendukung Timnas Jepang di stadion, para supporter tersebut melakukan kegiatan tersebut secara bersama-sama.

    Mereka sengaja membawa plastik sampah besar untuk memungut sampah yang berserakan sesaat sebelum pertandingan dan setelah pertandingan usai. Sebagaimana slogan yang mereka pegang dengan kuat seperti yang saya uraikan diatas.

    Tidak hanya di dalam stadion, di ruang gantipun, para pemain Timnas Jepang juga melakukan hal yang serupa yaitu selalu meninggalkan ruang tempat ganti pemain yang ditempati oleh Timnas Jepang beserta seluruh official dalam keadaan rapi dan bersih.

    Menariknya lagi, mereka selalu meninggalkan catatan ucapan terima kasih lengkap dengan origami berbentuk tsuru (bangau) yang menyimbolkan harapan dan semangat.

    Pada edisi Piala Dunia Qatar kali ini, para pemain dan official Timnas Jepang meninggalkan tulisan ucapan terima kasih dalam Bahasa Arab dan Jepang serta tak lupa tsuru didekatnya seperti dapat dilihat pada gambar dibawah.

    Semoga dari hal yang saya sebutkan diatas, kita dapat belajar banyak meskipun dari hal yang sangat sederhana karena justru hal yang sederhana tersebut biasanya paling mudah kita lupakan atau tidak sadari.

    Kebiasaan yang diajarkan dan ditanamkan sejak dini, selama bertahun-tahun dan berulang-ulang akan menjadi suatu budaya, jika terkait hal baik maka itu akan menjadi suatu budaya baik seperti halnya yang dilakukan oleh warga Jepang dimanapun mereka berada, meskipun sedang berada di “rumah” orang tetapi mereka tak pernah lupa dengan apa yang telah diajarkan oleh para leluhurnya sejak dahulu kala, yaitu selalu menjaga kebersihan dimanapun berada. Namun begitu pula sebaliknya jika hal yang tidak baik dibiarkan berlarut-larut dalam waktu yang panjang, maka hal tersebut juga akan dianggap menjadi suatu kebiasaan atau hal yang biasa.

    Bahkan dalam ajaran agama Islam juga sudah disebutkan, “Annadhafatu Minal Iman” yang berarti “kebersihan adalah sebagian daripada iman”, artinya kita sebagai umat muslim wajib untuk senantiasa menjaga kebersihan, baik lahir batin maupun jasmani rohani.

    Semoga tulisan yang sedikit ini bisa menjadi pengingat bagi penulis sendiri sekaligus sebagai seruan kepada semua orang untuk dapat mulai sadar lingkungan dan kebersihan dengan membuang sampah pada tempatnya.

    Ada sebuah pepatah bijak mengatakan, “mulailah sesuatu dengan hal terkecil yang dapat kita lakukan, dari diri kita sendiri”. Pemerintah tidak dapat bergerak sendiri, tanpa ada dukungan masyarakat di wilayahnya.

    Karena itu, marilah kita mulai dari diri kita sendiri untuk mulai membuang sampah pada tempatnya dan menjaga kebersihan lingkungan di sekitar tempat tinggal kita.