Reporter: Diansyah | Editor: Bambang Irawan
NUNUKAN - Selama empat bulan bertugas di Kabupaten Nunukan, Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan (Satgas Pamtas) Batalyon Infantri 621/ Manuntung ternyata hingga kini masih ada ratusan patok yang belum dikunjungi alias belum terpatroli.
Komandan Yonif 621/Manuntung, Letkol Inf Deny Ahdiani Amir menyampaikan sebanyak 456 patok dari total 4.202 patok perbatasan Indonesia - Malaysia yang belum terpatroli, lantaran kawasan tersebut masuk dalam pos gabungan bersama di wilayah Malaysia, personel Satgas Pamtas baru ditugaskan pada November 2022 lalu.
Lokasi tersebut berada di Pos Gapma Bakelalan, Serawak - Malaysia dan Pos Gapma Seliku di Lumbis yang memiliki lokasi patroli patok dua pos tersebut. "Karena anggota baru kita tempatkan di sana, yang bikin lama itu karena kita menunggu juga dari pihak Malaysia. Kebetulan mereka pergantiannya tiga bulan sekali,” ujar Letkol Deny.
Deny menjelaskan, total patok yang menjadi tanggung jawab patroli Satgas Pamtas yakni SSK I di Pulau Sebatik sebanyak 148 patok, saat dilakukan patroli ditemukan dua patok mengalami kerusakan.
Sedangkan untuk SSK II yang tersebar di Pos Gabma Seimanggaris, Kanduangan, Sei Ular dan Sei Kaca berjumlah 659 patok, tiga patok dilaporkan dalam kondisi patah.
Untuk SSK III yang tersebar di Pos Tembalang, Salang, Seimanggaris Baru dan Seimanggaris Lama berjumlah 1.185 patok perbatasan, dengan kondisi 19 patok dalam keadaan miring, 18 patok rebah, tujuh patok hilang dan empat patok rusak berat.
Kemudian SSK IV diantaranya, Pos Labang, Simantipal, Lumbis dan Pos Gabma Seliku sebanyak 2.210 patok. Dengan kondisi, 84 patok miring, 26 patok roboh, 10 rusak ringan, satu rusak berat, 69 patok tenggelam atau tertimbun, 195 patok hilang atau tidak ditemukan dan delapan patok dalam kondisi patah.
Dijelaskan Deny, atas temuan patok-patok bermasalah tersebut, pihaknya telah melaporkan secara lengkap kepada Markas Besar (Mabes) TNI untuk selanjutnya dilaporkan kepada Departemen Dalam Negeri agar dilakukan perbaikan.
"Jadi tugas kami hanya melaporkan kondisi patok-patok itu. Kami saja tidak boleh, katakanlah mengembalikan posisi patok yang roboh atau miring. Kewenangan kami hanya melaporkan dengan bukti foto kemudian nanti dari Depdagri yang akan melakukan perbaikan," jelas Deny.
Sementara itu, pihaknya memastikan sebelum pergantian personel pada akhir Mei 2023 mendatang satuannya akan menyelesaikan operasi patok di Pos Gabma Seliku yang tak lain masuk dalam kawasan Malaysia.
"Sebenarnya kalau pun bergeser, paling tidak signifikan karena tentu itu bukan faktor kesengajaan melainkan faktor alam yang terjadi, baik karena tanah longsor atau rusak karena tertimpa pohon dan sebagainya," ungkap Deny.
Dalam patroli yang dilakukan satuannya itu, tidak sedikit patok ditemukan dalam kondisi rusak dan hilang. Meski hingga kini belum diketahui pasti apa penyebab kerusakan dan hilangnya sejumlah patok tersebut.
"Ada kemungkinan karena faktor alam seperti longsor sampai tertimbun. Sebab, ketika personel melakukan patroli, tentu ada koordinat yang diberikan. Koordinat tersebut didatangi menggunakan GPS, hanya saja di titik tersebut tidak ada patoknya. Satgas sebelumnya juga pernah menyampaikan, ada beberapa yang hilang, setelah kami cek dengan patroli, ternyata benar-benar hilang,” pungkasnya.