Reporter: Diansyah | Editor: Bambang Irawan
NUNUKAN - Ketersediaan air bersih yang mulai terbatas kini dikeluhkan oleh masyarakat atas keringnya sejumlah embung milik Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Air Minum Tirta Taka Nunukan.
Kondisi ini juga diperparah dengan hujan yang tidak kunjung turun di Nunukan, sehingga membuat pasokan air baik di embung Perumda Tirta Taka dan pasokan air masyarakat semakin berkurang.
Berbagai upaya pun telah dilakukan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Nunukan, mulai dengan mengerahkan semua armada pengangkut air milik Pemerintah Daerah, BPBD Nunukan bahkan armada milik TNI Angkatan Laut, dan Kepolisian Resor (Polres) Nunukan untuk dapat memberikan pelayanan air bersih kepada masyarakat.
"Kita juga berupaya bersinergi membersihkan aliran sungai yang menuju ke embung. Dengan kordinasi yang baik itu pula, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (KemenPUPR) melalui Direktorat Jenderal Sumber Air Minum Balai Wilayah Sungai Kalimantan V Tanjung Selor akhirnya turun langsung meninjau lokasi embung yang ada di Nunukan," ujar Direktur Perumda Air Minum Tirta Taka Nunukan, Masdi.
Peninjauan sejumlah embung di Pulau Nunukan pada, Rabu (4/1/2023) oleh Kepala Balai Wilayah Sungai Kalimantan V Tanjung Selor bersama Bupati Nunukan dan seluruh instansi terkait di lingkup Pemkab Nunukan, ditemukan kondisi air yang saat ini berada pada titik rawan atau warning.
"Sebelum berkunjung ke lokasi embung, kami terlebih dahulu melakukan rapat koordinasi pembahasan tentang ketersediaan air baku bersama Bupati Nunukan, Wabup , Sekda dan seluruh jajaran terkait untuk mencari solusi dan langkah-langkah konkrit dalam mengatasi persoalan ketersediaan air baku," ujarnya.
Bupati Nunukan Hj Asmin Laura Hafid menyampaikan Pemkab telah menyiapkan sejumlah usulan prioritas terkait penanganan air baku yang ada di Nunukan, seperti dalam waktu dekat dibutuhkannya pengerukan embung Sungai Bolong, pengerukan embung Sungai Bilal, pengerukan embung sungai Lapri serta pembebasan lahan tersebut.
Kemudian perlunya pembebasan lahan dan pembangunan di embung Sungai Limau, pembangunan IPA sungai Limau, pembangunan IPA Pagatason, dan pengadaan mobil tangki air.
"Kami sudah sampaikan permohonan kepada kepala balai, agar Nunukan dapat dibantu, karena ini bukan hanya persoalan Kabupaten Nunukan saja tapi juga secara nasional, karena merupakan citra bangsa yang berada di garda depannya Indonesia," ucap Laura.
Kepala Balai Wilayah Sungai Kalimantan V Tanjung Selor, Suryadarma Hasyim mengamini apa yang diminta oleh Bupati Nunukan. Pihaknya akan mengucurkan anggaran sebesar Rp350 juta kepada seluruh embung yang ada di Nunukan.
"Untuk jangka pendek, kita segerakan pengucuran anggaran untuk program pemeliharaan sebesar Rp350 juta. Anggaran ini nantinya dapat dimanfaatkan untuk proses pengerukan sungai atau embung yang mengalami pendangkalan," singkat Suryadarma Hasyim.
Seperti diketahui, embung Sei Bolong saat ini berada dalam status warning atau kekeringan. Sejumlah daerah pun terdampak dengan kondisi tersebut, di mana untuk Embung Sei Bolong melayani dua Instalasi Pengolahan Air (IPA) yakni IPA Persemaian dan IPA Pasir Putih. Sambungan Rumah (SR) yang terdampak sebanyak 8.935 pelanggan.