Logo
Pusaran Dewan Pers
Iklan

Permainan Tradisional Belogo Kembali Eksis di Paser Belengkong

Seorang pemuda tenaga fokus memainkan Belogo di Desa Damit. (Foto: Anas/Pusranmedia.com)

BERITA TERKAIT

    Kalimantan Timur

    Permainan Tradisional Belogo Kembali Eksis di Paser Belengkong

    PusaranMedia.com

    Seorang pemuda tenaga fokus memainkan Belogo di Desa Damit. (Foto: Anas/Pusranmedia.com)

    Permainan Tradisional Belogo Kembali Eksis di Paser Belengkong

    Seorang pemuda tenaga fokus memainkan Belogo di Desa Damit. (Foto: Anas/Pusranmedia.com)

    Reporter: Anas Abdul Kadir | Editor: Bambang Irawan 

    TANA PASER - Komunitas Belogo menggelar tur perlombaan antar regu di RT 01, Desa Damit Kecamatan Paser Belengkong, sejak 14-18 Januari 2022.

    Lomba diikuti 32 regu yang berasal dari Desa Lempesu, Bekoso, Olong Pinang, Damit, Paser Belengkong, Tepian Batang dan Suatang Keteban.

    Belogo merupakan salah satu permainan tradisional  Kabupaten Paser yang dimainkan oleh anak-anak, remaja dan orang dewasa pada umumnya, baik kaum pria maupun wanita.

    Ada dua alat yang digunakan untuk bermain belogo, yaitu pelempar (penampi) berfungsi sebagai stik pemukul logo yang terbuat dari bambu pipih. Panjangnya sekitar 30 sentimeter (bisa sepanjang pergelangan tangan) dan lebar dua sentimeter dengan bagian bawah yang meruncing.

    Sementara, logo biasanya terbuat dari tempurung kelapa dengan garis tengah lima sampai tujuh sentimeter dan tebal satu sampai dua sentimeter.

    Bahkan, seiring berkembangnya zaman, Belogo juga berfungsi sebagai olahraga yang juga mulai diperlombakan di beberapa acara pemerintah daerah, hingga ke tingkat nasional.

    Ketua Panitia Belogo Hartono mengatakan kegiatan yang diinisiasi oleh warga ini, bukan hanya sebagai pelestarian kebudayaan yang perlahan mulai memudar, tapi sekaligus peresmian lapangan belogo baru di Desa Damit.

    Ia mengatakan kegiatan ini melibatkan Pemerintah Desa, Anggota DPRD Paser dan masyarakat di beberapa desa. Kedepannya, akan diadakan piala bergilir tingkat kabupaten.

    "Selaku masyarakat RT 1, kami akan kembali mengadakan sekaligus pelepasan hewan endemik biyuku se-Kabupaten Paser. Rencananya bulan September," lanjut dia.

    Kepala Desa Damit Syatta Noorhadi menuturkan komunitas belogo yang ada di desanya memanfaatkan jalan semenisasi, tidak membuat lapangan baru, karena belum ada juknis mengenai pembangunanya. Dirinya tak melarang jika ada para pihak yang akan berswadaya untuk membangun lapangan khusus belogo.

    "Kalau lapangan ini belum ada juknis tersendiri. Tapi kalau ada berbagi pihak yang akan berswadaya di persilakan," tutur Syatta.

    Selain di RT 1, dikatakan dia, ada juga perlombaan serupa di RT 5 Desa Damit. Perbedaannya pada peserta yang dilibatkan. Dikatakan dia, jika di RT 01 dalam satu regu melibatkan laki-laki dan perempuan, sementara di RT 5 dikhususkan untuk perempuan saja.

    Peserta di RT 5, merupakan warga  Lempesu, Suatang Keteban, Sangkuriman, Olong Pinang, Sungai Lumut, dan Tepian Batang.

    Syatta menilai lomba belogo ini semakin mempererat jalinan silaturahmi antar desa, disamping itu kebudayaan yang ada terhidupkan kembali.

    "Saya sangat menyambut positif apalagi material yang digunakan tidak mahal cuma dari tempurung kelapa dan bambu sebagai gagang pelempar atau penempi," ucap Kedes Damit itu.

    Tumbuhnya permainan tradisional ini sudah berlangsung dalam beberapa tahun terakhir, namun lebih masivenya setelah terbentuknya Komunitas Belogo tingkat kabupaten hingga ke tingkat desa.