Logo
Pusaran Dewan Pers
Iklan

GMNI Kutim Gelar Dies Natalis ke-69 Tahun 

Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Cabang Kabupaten Kutai Timur (Kutim) memperingati Dies Natalis ke-69 dirangkaikan dengan Diskusi Publik, di Cafee Time, RT. 13 Desa Sangatta Utara Jalan Haji Abdullah, Kenyamukan, Sabtu, 25/3/2023 (Foto: Siswand

BERITA TERKAIT

    Kalimantan Timur

    GMNI Kutim Gelar Dies Natalis ke-69 Tahun 

    PusaranMedia.com

    Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Cabang Kabupaten Kutai Timur (Kutim) memperingati Dies Natalis ke-69 dirangkaikan dengan Diskusi Publik, di Cafee Time, RT. 13 Desa Sangatta Utara Jalan Haji Abdullah, Kenyamukan, Sabtu, 25/3/2023 (Foto: Siswand

    GMNI Kutim Gelar Dies Natalis ke-69 Tahun 

    Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Cabang Kabupaten Kutai Timur (Kutim) memperingati Dies Natalis ke-69 dirangkaikan dengan Diskusi Publik, di Cafee Time, RT. 13 Desa Sangatta Utara Jalan Haji Abdullah, Kenyamukan, Sabtu, 25/3/2023 (Foto: Siswand

    Reporter: Siswandi | Editor: Bunyamin 

    SANGATTA - Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Cabang Kutai Timur (Kutim) memperingati Dies Natalis ke-69 dengan menggelar Diskusi Publik, di Cafee Time, Sabtu (25/3/2023).

    Dalam diskusi ini, GMN Kutim mengusung dengan tema "Demokrasi dan Ruang Digital Menuju Tahun 2024".

    Acara tersebut hadir Bendahara Persatuan Alumni (PA GMNI) Kaltim, Aleks Bajo, Ketua DPD GMNI Kaltim, Andi Muhammad Akbar, Ketua DPC GMNI Kutim, Sadrak, Ketua PA GMNI Kutim, Puji Kinasi dan lainnya.

    Sadrak mengatakan kegiatan ini bertujuan agar seluruh kader GMNI Kutim ikut mengawal Pemilu 2024. "Tentu peran kader GMNI Kutim ikut serta menyukseskan pesta demokrasi nanti," pungkasnya.

    Ia mengharap dalam diskusi ini bisa mencegah Hoax atau hal yang tidak diinginkan yang dapat merusak atau mencederai pesta demokrasi pada 2024 mendatang.

    Ketua DPD GMNI Kaltim, Andi Muhammad Akbar mengaku dalam konteks pandangan GMNI, demokrasi itu adalah subtansial dan konteks pemilu lima tahun sekali adalah demokrasi prosedural.

    "Dalam era demokrasi beberapa kali pemilu dilaksanakan, pemimpin yang dilahirkan dari hasil pemilu tidak bisa memberikan semacam perubahan signifikan terhadap kesejahteraan masyarakat," ujarnya.

    "Sehingga GMNI menilai demokrasi prosedural harus dimajukan menjadi demokrasi yang subtansial. Bagaimana ketika pemimpin dan wakil rakyat terpilih harus mampu memberikan sumbangsih jabatannya untuk mengeluarkan kebijakan yang berpihak dengan masyarakat," tuturnya.