Reporter: Herdiansyah | Editor: Buniyamin
SAMARINDA - Puluhan mahasiswa dari Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Samarinda melakukan aksi demonstrasi di depan Mako Polresta Samarinda, Jum'at (14/4/2023).
Aksi ini merupakan yang kedua kalinya. Silih berganti kader HMI menyampaikan orasinya dengan menggunakan pengeras suara, menyuarakan isu tambang ilegal yang dinilai berdampak buruk bagi perekonomian negara karena berpotensi menurunkan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).
Ketua HMI Cabang Samarinda, Ronny Hidayatullah menegaskan akrivitas tambang ilegal menimbulkan kerusakan lingkungan dan hutan apabila berada di dalam kawasan tertentu.
Selain itu juga dapat menimbulkan bencana lingkungan, mengganggu produktivitas lahan pertanian dan perkebunan milik warga serta dapat menimbulkan kekeruan air sungai hingga pencemaran.
"Aksi ini merupakan dari lanjutan demonstrasi sebelumnya sebagai bentuk komitmen HMI untuk menyuarakan keresahan masyarakat terhadap tambang ilegal. Sebab tambang ilegal memiliki dampak yang sangat banyak dari berbagai aspek," kata Ronny di sela-sela demonstran.
Kata dia, keberanian HMI untuk mengungkapkan kasus tambang ilegal di Kaltim, khususnya di Kota Samarinda tidak terlepas dengan bukti yang ada. "Saat ini HMI memiliki data-data tersebut seperti tambang di Desa Muang, Jalan Suryanata dan Sambutan. Semua data mereka kami ada," tegasnya.
Dalam aksi tersebut, HMI mendesak Polresta Samarinda untuk turun melakukan kesepakatan (MoU) dan berkomitmen dalam memberantas tambang ilegal.
Namun jika tidak menemukan titik temu, maka selanjutnya HMI akan kembali melakukan demonstrasi dengan basis yang lebih Besar.
"HMI hanya ingin melakukan kesepakatan MoU bersama Kapolresta. Berkomitmen untuk terus tolak tambang ilegal tersebut," imbuhnya.
Ronny juga mengungkapkan ada Indikasi oknum terlibat dan bermain di tambang ilegal. Namun hal tersebut masih perlu dipahami lebih dalam agar tidak menimbulkan kesalahpahaman dikemudian hari.