Logo
Pusaran Dewan Pers
Iklan

Prajurit TNI Asal Desa Perjiwa Kabupaten Kukar Pulang Tak Bernyawa, Keluarga Almarhum Minta Autopsi Ulang

Prosesi pemakaman Almarhum Serda Muhammad Herdi Fitriansyah di kuburan muslimin Desa Perjiwa, Kecamatan Tenggarong Seberang, Kukar. (Foto: Istimewa)

BERITA TERKAIT

    Kalimantan Timur

    Prajurit TNI Asal Desa Perjiwa Kabupaten Kukar Pulang Tak Bernyawa, Keluarga Almarhum Minta Autopsi Ulang

    PusaranMedia.com

    Prosesi pemakaman Almarhum Serda Muhammad Herdi Fitriansyah di kuburan muslimin Desa Perjiwa, Kecamatan Tenggarong Seberang, Kukar. (Foto: Istimewa)

    Prajurit TNI Asal Desa Perjiwa Kabupaten Kukar Pulang Tak Bernyawa, Keluarga Almarhum Minta Autopsi Ulang

    Prosesi pemakaman Almarhum Serda Muhammad Herdi Fitriansyah di kuburan muslimin Desa Perjiwa, Kecamatan Tenggarong Seberang, Kukar. (Foto: Istimewa)

    Reporter: Lodya Astagina | Editor: Bambang Irawan

    TENGGARONG - Seorang anggota TNI yang bertugas di Yon Arhanud/16 Makassar Serda Muhammad Herdi Fitriansyah (22) ditemukan meninggal dunia di tempat bertugas, Jumat (14/4/2023) lalu.

    Pria asal Desa Perjiwa, Kecamatan Tenggarong Seberang, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar)  itu dilaporkan meninggal karena bunuh diri.

    Kerabat dekat Serda Fitri, Muhibin Ali meragukan penyebab kematian korban.  Ia mengungkapkan, kematian almarhum dinilai tak wajar, karena diduga mengalami kekerasan fisik.

    “Informasi yang didapatkan bahwa almarhum meninggal dunia hari Jumat, kemungkinan almarhum meniggal dunia sekira jam tiga sore,” katanya saat dikonfirmasi, Sabtu (15/4/2023) malam. 

    Dari keterangan Muhibin, almarhum sempat berkomunikasi lewat pesan WhatsApp dengan orangtuanya saat hari dia meninggal, siang sebelum salat Jumat.

    Dalam pesan singkat itu, Serda Fitri menyampaikan ingin keluar dari satuan tugasnya karena sudah tidak tahan lagi dengan tekanan yang diterimanya. 

    “Tertekan yang dimaksud ada semacam tindakan senioritas ke juniornya. Ada screenshoot percakapannya, tapi kami akan lebih dulu izin dengan pihak keluarga untuk memperlihatkan itu,” bebernya. 

    Pantauan media ini, jenazah Serda Fitri sampai di rumah duka pada Sabtu (15/4/2023) sekira pukul 20.00 malam tadi usai diterbangkan dari Makassar, Sulawesi Selatan dengan diantar sejumlah aparat TNI. 

    Tangis sanak keluarga pecah melihat peti jenazah almarhum diboyong dari ambulans ke rumah duka yang ada di Jalan Mawar, Desa Perjiwa. 

    Setibanya jenazah di rumah duka, pihak keluarga langsung membuka peti yang membawa almarhum, untuk memastikan kondisi tubuhnya terdapat bekas lebam atau fisik hasil kekerasan. 

    Pada jasadnya ditemukan banyak memar yang diduga akibat hantaman benda tumpul. “Setelah dilakukan pembukaan peti, diduga ada bekas lebam atau luka fisik hasil kekerasan,” ungkap Muhibin.

    Setelah melihat banyaknya bekas luka pada tubuh almarhum, pihak keluarga menginginkan adanya autopsi ulang, sebab ada beberapa hal yang dinilai janggal. Menurut pihak keluarga, almarhum sudah mengalami tekanan yang cukup lama.

    “Mengapa autopsi ulang, karena ada kronologi sebelumnya yang bermuasal dari chat antara almarhum dengan keluarga. Ada chat almarhum ke keluarga yang menyatakan sangat tertekan secara psikis dan kekerasan fisik,” terangnya.

    Sebagai informasi, jenazah Serda Fitri sudah dikebumikan pada Minggu (16/4/2023) pagi ini, di Kuburan Muslim Desa Perjiwa. Hingga kini pihak kelurga masih menunggu hasil autopsi dari Rumah Sakit Bhayangkara Makassar. 

    Pihak keluarga juga berencana datang langsung ke tempat bertugas almarhum di Yon Arhanud/16 Makassar untuk menanyakan kejelasan hasil autopsi, dan keterangan terkait kejanggalan hilangnya nyawa almarhum yang mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh diri.