Reporter: Anas Abdul Kadir | Editor: Supiansyah
Reporter: Anas Abdul Kadir | Editor: Supiansyah
TANA PASER - Direktur Marketing PT Borneo Paser Utama (Tapis Indah Regency), Bese Maharani mengatakan penjualan unit rumah hunian turun sejak pandemi Covid-19.
"Tapis Indah Regency membangun dengan sistem pembiayaan dari perbankan kemudian nantinya konsumen yang membeli unit rumah yang akan membayar ke perbankan. Pembayaran tersebut dapat dicicil maupun cash," ungkap Rani, Rabu (17/3/2021).
Ia memaparkan siklus penjualan sejak 2017 hingga tahun ini, terus mengalami penurunan, baik itu rumah bersubsidi maupun rumah yang komersil. "Penjualan untuk Type 36 di 2017 yakni 86 unit, 2018 yakni 86, 2019 yakni 35 unit dan 2020 yakni 17 unit," terangnya.
Ia juga menyampaikan total penjualan sejak 2017 sebanyak 224 unit rumah, dengan penjualan rumah subsidi sebanyak 192 unit, dan komersil 32 unit.
Untuk omzet sendiri, kata Rani, jelas mengalami penurunan, karena di tahun 2020, mereka hanya mampu menjual 17 unit, padahal sebelumnya jumlah penjualan lebih dari itu.
"Untuk harga di tahun 2017 sampai 2018 Type 36 Rp 135 juta per unit, 2019 yakni Rp 153 juta dan di tahun 2020 dan tahun ini sebesar Rp 164 juta per unit," ungkapnya.
Program rumah subsidi, kata Rani, sejak 2017 sampai dengan 2019 ada bantuan pemerintah sebesar Rp4 juta, namun sejak 2020 sampai sekarang tidak ada lagi bantuan itu, yang ada hanya bantuan dalam bentuk pembangunan jalan, listrik dan PDAM. "Sampai saat ini bantuan Prasarana, Sarana dan Utilitas Umum (PSU) yang meliputi listrik, jalan dan PDAM tersebut belum diberikan oleh pemerintahan," pungkasnya.
Bisnis
Reporter: Anas Abdul Kadir | Editor: Supiansyah
TANA PASER - Direktur Marketing PT Borneo Paser Utama (Tapis Indah Regency), Bese Maharani mengatakan penjualan unit rumah hunian turun sejak pandemi Covid-19.
"Tapis Indah Regency membangun dengan sistem pembiayaan dari perbankan kemudian nantinya konsumen yang membeli unit rumah yang akan membayar ke perbankan. Pembayaran tersebut dapat dicicil maupun cash," ungkap Rani, Rabu (17/3/2021).
Ia memaparkan siklus penjualan sejak 2017 hingga tahun ini, terus mengalami penurunan, baik itu rumah bersubsidi maupun rumah yang komersil. "Penjualan untuk Type 36 di 2017 yakni 86 unit, 2018 yakni 86, 2019 yakni 35 unit dan 2020 yakni 17 unit," terangnya.
Ia juga menyampaikan total penjualan sejak 2017 sebanyak 224 unit rumah, dengan penjualan rumah subsidi sebanyak 192 unit, dan komersil 32 unit.
Untuk omzet sendiri, kata Rani, jelas mengalami penurunan, karena di tahun 2020, mereka hanya mampu menjual 17 unit, padahal sebelumnya jumlah penjualan lebih dari itu.
"Untuk harga di tahun 2017 sampai 2018 Type 36 Rp 135 juta per unit, 2019 yakni Rp 153 juta dan di tahun 2020 dan tahun ini sebesar Rp 164 juta per unit," ungkapnya.
Program rumah subsidi, kata Rani, sejak 2017 sampai dengan 2019 ada bantuan pemerintah sebesar Rp4 juta, namun sejak 2020 sampai sekarang tidak ada lagi bantuan itu, yang ada hanya bantuan dalam bentuk pembangunan jalan, listrik dan PDAM. "Sampai saat ini bantuan Prasarana, Sarana dan Utilitas Umum (PSU) yang meliputi listrik, jalan dan PDAM tersebut belum diberikan oleh pemerintahan," pungkasnya.
Reporter: Anas Abdul Kadir | Editor: Supiansyah
TANA PASER - Direktur Marketing PT Borneo Paser Utama (Tapis Indah Regency), Bese Maharani mengatakan penjualan unit rumah hunian turun sejak pandemi Covid-19.
"Tapis Indah Regency membangun dengan sistem pembiayaan dari perbankan kemudian nantinya konsumen yang membeli unit rumah yang akan membayar ke perbankan. Pembayaran tersebut dapat dicicil maupun cash," ungkap Rani, Rabu (17/3/2021).
Ia memaparkan siklus penjualan sejak 2017 hingga tahun ini, terus mengalami penurunan, baik itu rumah bersubsidi maupun rumah yang komersil. "Penjualan untuk Type 36 di 2017 yakni 86 unit, 2018 yakni 86, 2019 yakni 35 unit dan 2020 yakni 17 unit," terangnya.
Ia juga menyampaikan total penjualan sejak 2017 sebanyak 224 unit rumah, dengan penjualan rumah subsidi sebanyak 192 unit, dan komersil 32 unit.
Untuk omzet sendiri, kata Rani, jelas mengalami penurunan, karena di tahun 2020, mereka hanya mampu menjual 17 unit, padahal sebelumnya jumlah penjualan lebih dari itu.
"Untuk harga di tahun 2017 sampai 2018 Type 36 Rp 135 juta per unit, 2019 yakni Rp 153 juta dan di tahun 2020 dan tahun ini sebesar Rp 164 juta per unit," ungkapnya.
Program rumah subsidi, kata Rani, sejak 2017 sampai dengan 2019 ada bantuan pemerintah sebesar Rp4 juta, namun sejak 2020 sampai sekarang tidak ada lagi bantuan itu, yang ada hanya bantuan dalam bentuk pembangunan jalan, listrik dan PDAM. "Sampai saat ini bantuan Prasarana, Sarana dan Utilitas Umum (PSU) yang meliputi listrik, jalan dan PDAM tersebut belum diberikan oleh pemerintahan," pungkasnya.