Logo
Pusaran Dewan Pers
Iklan

Satwa Langka Burung Rangkong di Tahura Lati Petangis di Paser Hanya Tersisa Dua Pasang 

Burung Rangkong di Tahur Lati Petangis. (Foto: Dok. DLH Paser)

BERITA TERKAIT

    Kalimantan Timur

    Satwa Langka Burung Rangkong di Tahura Lati Petangis di Paser Hanya Tersisa Dua Pasang 

    PusaranMedia.com

    Burung Rangkong di Tahur Lati Petangis. (Foto: Dok. DLH Paser)

    Satwa Langka Burung Rangkong di Tahura Lati Petangis di Paser Hanya Tersisa Dua Pasang 

    Burung Rangkong di Tahur Lati Petangis. (Foto: Dok. DLH Paser)

    Reporter: Anas Abdul Kadir | Editor: Bambang Irawan

    TANA PASER - Kabupaten Paser menyimpan berbagai keindahan fauna langka  yang jarang ditemui di tempat lain.
    Seperti mamalia jenis kukang, dan lutung serta satwa langka jenis Kangkareng Perut Putih atau Burung Rangkong, spesiesnya hanya tersisa dua pasang di area Taman Hutan Raya (Tahura) Lati Petangis, Desa Saing Prupuk, Kecamatan Batu Engau. 

    Luas area Tahura berkisar 3.400 hektare itu sebelumnya menjadi area tambang PT BHP Coal Indonesia, dan kini menjadi objek wisata andalan. 

    Kepala Bidang Pengelolaan Tahura DLH Kabupaten Paser, Syarifudin mengemukakan Tahura Lati Petangis kini bukan hanya dijadikan hutan konservasi namun akan dijadikan objek wisata alam unggulan. 

    Kala libur lebaran maupun hari besar,  jumlah wisatawan terus meningkat. Oleh karena itu, menjadi bahan evaluasi untuk meningkatkan sarana dan prasarana penunjang. "Perlahan sudah mulai kami perbaiki Sarpras pendukung di Tahura, apalagi pengunjung yang datang cukup banyak," kata Syarifudin.

    Ia mengatakan tahap awal yang dibenahi yakni Danau Gentung Dayo yang masuk dalam blok pemanfaatan. "Karena masuk dalam blok pemanfaatan sehingga untuk pengembangan wisata atau jasa lingkungannya bisa dilakukan di situ, walaupun kita memiliki danau yang lain. Memang kami ingin fokus di lokasi tersebut sesuai dengan blok penetapan" jelasnya

    Menurutnya kendala yang dihadapi Tahura Lati Petangis minimnya anggaran serta kurangnya personel di lapangan. Diakuinya, pengelolaan Tahura mendapatkan anggaran dari  DBH-DR yaitu bagian daerah yang berasal dari penerimaan Sumber Daya Alam (SDA) kehutanan dana reboisasi.

    Dana tersebut, serapannya lebih banyak kegiatan kehutanannya seperti pencegahan kebakaran hutan serta peningkatan sarpras. Tidak menutup kemungkinan 2023 ini, akan difokuskan ke pengembangan objek wisata tersebut.

    Terlepas dari itu, pihaknya kini tengah mencari rekanan atau pihak ketiga untuk berinvestasi mengembangkan wisata Tahura Lati Petangis.

    "Tahun kami mulai mengurai program kerja serta menggaet pihak ketiga untuk pengembangan objek wisata tersebut, seperti pembuatan sarpras wahana outbound dan lainnya untuk menarik daya tarik wisatawan," bebernya.