Reporter: Siswandi | editor: Bunyamin
SANGATTA - Pemerintah Desa (Pemdes) Sidomulyo, Kecamatan Kombeng, Kutai Timur (Kutim) menggelar penamaan pohon durian di lahan seluas lima hektare (Ha) bersama dengan pemerintah kabupaten (Pemkab) di RT 10, Dusun II Desa Sidomulyo.
Acara tersebut dihadiri Bupati Kutim, Ardiansyah Sulaiman, Ketus TP PKK Kutim, Siti Robiah, Kadis Pertanahan, Simon Salombe, Kadis PU, Muhir, Kadis Pemdes, Camat Kombeng Jumran, Kapolsek Kombeng IPDA Haris Suyanto, Sekcam Muara Wahau, Kades Sidomulyo, Ashari, tokoh masyarakat serta undangan lainnya.
Ardiansyah Sulaiman mengaku program tersebut sangat luar biasa karena memanfaatkan lahan yang sangat luas dan telah clean and clear.
Ia berharap dalam waktu dua atau tiga tahun ke depan sudah bisa beroperasi yang menjadi pendapatan masyarakat yang dioperasikan oleh Badan Usaha Milik Desa (Bumdes). “Saya sangat salut dan luar biasa," kata Ardiansyah Sulaiman.
Camat Kombeng, Jumran sangat mengapresiasi kades dan warganya yang berinisiasi untuk melakukan penanaman pohon buah-buahan. Sehingga terwujud konsep agrowisata.
Menurutnya, pohon buah-buahan tersebut juga bisa sebagai penopang ketahanan pangan di masa yang akan datang. "Ini bisa jadi contoh untuk desa lainnya, dengan adanya pohon buah-buahan ke,depannya bisa menjadi pendapatan bagi masyarakat itu sendiri," ucapnya.
Kades Sidomulyo, Ashari mengutarakan dalam program agrowisata ini bakal menyediakan kebun buah, lapangan sepak bola mini dan tempat pertemuan.
Ada pula embung wisata sampai kawasan ramah anak yakni tempat bermain anak-anak yang representatif. "Di lahan lima hektare ini, sudah dipastikan clean and clear berdasarkan rencana tata ruang desa. Sementara pembangunan menggunakan Dana Desa (DD) dan ADD," jelasnya.
Untuk mewujudkan agrowisata ini, kata dia, pihaknya akan berupaya untuk berkoordinasi dan mencari peluang pembangunan hingga ke kementerian. "Untuk masyarakat Sidomulyo kiranya bisa terus mendukung program agrowisata di wilayah ini," tuturnya.
"Walaupun ditargetkan skala jangka panjang, yakni 10 tahun. Kami tetap optimis bakal terwujud lebih cepat sebagai ikon desa nantinya," bebernya. (adv)