Reporter: Anas Abdul Kadir | Editor: Bambang Irawan
TANA PASER - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Paser terus menggali potensi alam agar bernilai ekonomi tinggi yakni dengan memanfaatkan pohon-pohonan yang tumbuh di area Tahura Lati Petangis untuk dijadikan pewarna alami dalam pembuatan batik, biasa dikenal ecoprint.
"Tumbuhan yang memiliki unsur tanin tinggi banyak tumbuh di Tahura, seperti kayu jati dan serbuk ulin," kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Paser Achmad Safari.
Tanaman lain yang bisa digunakan untuk pewarnaan maupun daunnya sebagai bahan dasar berupa secang, mahoni, dan tumbuhan endemik Kalimantan lainnya yang banyak tumbuh di desa sekitar Tahura Lati Petangis, Kecamatan Batu Engau.
Eksplorasi terhadap berbagai jenis tumbuhan lokal berkategori bagus terus dilakukan, mulai dari daun, batang, limbah gergaji atau pengetaman kayu.
"Ini lah yang membuat DLH Paser ingin mengembangkan kain batik. Terlebih lagi Paser sudah memiliki corak batik sendiri," beber Safari.
Guna mendukung program ini, pelatihan juga telah diberikan ke beberapa kelompok masyarakat yang tinggal di area sekitar Tahura. Supaya mereka memiliki keterampilan baru yang bisa menjadi sumber penghasilan.
Selanjutnya DLH Paser akan berkoordinasi dengan dinas terkait nantinya, setelah batik tersebut berhasil diproduksi oleh masyarakat agar bisa dipasarkan secara luas.