Logo
Pusaran Dewan Pers
Iklan

Manusia Terkena Gigitan Hewan Rabies, Begini Cara Penanganannya Menurut Drh Achmad Hasan Mauladi

Proses vaksinasi pada kucing yang diadopsi untuk menjamin kesehatan hewan dan manusia (Foto: Lodya/Pusaranmedia.com)

BERITA TERKAIT

    Health

    Manusia Terkena Gigitan Hewan Rabies, Begini Cara Penanganannya Menurut Drh Achmad Hasan Mauladi

    PusaranMedia.com

    Proses vaksinasi pada kucing yang diadopsi untuk menjamin kesehatan hewan dan manusia (Foto: Lodya/Pusaranmedia.com)

    Manusia Terkena Gigitan Hewan Rabies, Begini Cara Penanganannya Menurut Drh Achmad Hasan Mauladi

    Proses vaksinasi pada kucing yang diadopsi untuk menjamin kesehatan hewan dan manusia (Foto: Lodya/Pusaranmedia.com)

    Reporter: Lodya Astagina | Editor: Bambang Irawan

    TENGGARONG - Hingga pertengahan tahun 2023, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) mencatat ada 67 orang terkena gigitan rabies. 

    Namun Dinkes Kukar sudah memastikan tak ada korban meninggal akibat terinfeksi rabies. Kasus ini dapat tertangani dengan menyuntikkan vaksin anti rabies kepada hewan yang terjangkiti. 

    Menilik lebih jauh soal rabies dan cara mengansitipasinya, pusaranmedia.com bertandang langsung ke medik veteriner atau dokter hewan di Kecamatan Tenggarong Seberang. Mereka adalah Drh Achmad Hasan Mauladi dan Drh Annisaa Nofita. 

    Dijelaskan oleh Drh Hasan, di Kalimantan Timur (Kaltim) sendiri belum bebas virus rabies. Mengantisipasi hal ini, perlu adanya kesadaran dari semua pihak, mulai dari masyarakat, pemerintah, hingga tenaga kesehatan hewan. Pertama-tama harus ada kepedulian terhadap hewan, khususnya bagi pecintah hewan dan yang memeliharanya.

    Umumnya, hewan yang terinfeksi dan menjadi sumber penularan rabies adalah anjing, kucing, rakun, rubah, dan kelelawar. Setelah terinfeksi, virus rabies akan menyebar melalui sistem saraf pusat dan menyebabkan peradangan pada otak dan sumsum tulang belakang.

    Menurutnya, ada ciri-ciri khusus yang harus diwaspadai pada hewan yang terkena rabies. Hewan yang terjangkit virus ini akan takut pada air dan cahaya, mereka juga menjadi lebih gelisah, agresif dan akan menggigit apa saja yang ada di sekitarnya, baik itu benda maupun orang. 

    “Yang tadinya jinak jadi lebih sensitif, karena ada gangguan di syaraf, fotofobia takut cahaya, terus ada gangguan peradangan di kelenjar ludah sehingga nelan sakit sekali,” jelasnya. 

    Sebenarnya, rabies termasuk penyakit lama, sudah ada vaksin khusus rabies yang bisa disuntikkan kepada hewan maupun manusia yang tergigit. Ia menyebut, pemerintah juga rutin memberikan vaksinasi rabies gratis setiap tahunnya. Selain pemerintah, ada juga vaksin rabies di praktik klinik hewan swasta, biayanya di kisaran angka Rp150 untuk vaksin rabies pada hewan. 

    Virus rabies terbilang berbahaya bagi hewan, dan dapat menyebabkan kematian. Bila gejala rabies muncul, biasanya hewan terjangkit akan mati dalam kurun waktu kurang dari satu minggu. Selain itu, rabies juga masuk kelompok penyakit zoonosis atau dapat menular ke manusia. Penularan ke manusia terjadi melalui air liur hewan yang sudah tertular oleh virus rabies.

    Untuk itu, Drh Hasan memberikan imbauan kepada pecinta binatang untuk bisa berhati-hati saat mengadopsi hewan liar. Pemberian vaksin lengkap wajib dilakukan untuk mencegah hewan tidak sakit. “Dari hewan liar biasanya (virus rabies). Kalau adopsi hewan liar harus vaksin lengkap dan vaksin rabies juga. Kita harus kenal sama hewan kesayangan kita, kenali perilakunya dan dijaga kesehatannya,” imbaunya. 

    Dia menyampaikan, ada antisipasi yang harus dilakukan apabila ditemukan gejala rabies pada hewan. Manusia dan peliharannya harus dipisah, hewan terjangkit harus di karantina terlebih dahulu selama 14 hari. Kemudian, segera laporkan ke Dinas Peternakan. 

    Selanjutnya, bila manusia tergigit hewan rabies, maka penanganan awalnya harus mencuci bagian tergigit dengan air mengalir dan sabun selama 10-15 menit. Virus tersebut akan mati jika terkena sabun. “Setelah itu pergi ke rumah sakit atau puskesmas untuk mendapatkan suntikan anti rabies,” pungkasnya. 

    Ditambahkan oleh Drh Annisaa, prinsip dalam menjaga kesehatan hewan peliharaan bertujuan untuk menjaga manusia yang memelihara. Jika hewan yang dipelihara terjaga dengan baik kesehatannya, maka manusia dan peliharaannya dapat saling hidup berdampingan dengan nyaman, tanpa perlu khawatir soal penularan penyakitnya. 

    Sebab, banyak penyakit yang memang dapat ditularkan dari hewan ke manusia maupun sebaliknya. Terdapat berbagai faktor penyakit zoonotik, yakni disebabkan oleh mikroorganisme parasit yang dapat berupa bakteri, virus, jamur, serta parasit seperti protozoa dan cacing. Penularan bisa melalui cara yaitu langsung atau tidak langsung.

    “Prinsipnya bukan cuma hewan yang sehat, kita juga. Rutin check up, manfaatnya buat manusia juga, aman dan tidak khawatir tertular (penyakit dari hewan),” tandasnya.