Iklan

Teori Koherensi dan Pragmatik

Ilustrasi (foto: Istimewa)

Opini

Teori Koherensi dan Pragmatik

PusaranMedia.com

Ilustrasi (foto: Istimewa)

Teori Koherensi dan Pragmatik

Ilustrasi (foto: Istimewa)

Oleh: Muhammad Arwanda, Nurhayati, dan Jopi

(Mahasiswa Fakultas Tarbiyah Prodi MPI Institut Agama Islam Daar Al-Uluum Asahan) 

Pengertian Teori Koherensi dan Pragmatik

Manusia selalu berusaha menemukan kebenaran lantas bagaimana caranya manusia mengetahui bahwa pengetahuan itu adalah benar ? Dan bagaimana cara kita untuk menyingkirkan kepercayaan yang salah ? Ada bermacam-macam cara untuk memperoleh kebenaran, antara lain dengan menggunakan rasio seperti para rasionalis dan melalui pengalaman atau empiris. Para pakar pemikir telah menggunakan tiga macam cara untuk menguji kebenaran yaitu dengan teori korespondensi, Namun dalam pembahasan ini kami hanya akan membahas dua macam cara saja di antaranya teori koherensi dan teori Pragmatik. Dalam kajian ini membahas tentang pengertian dan contoh teori koherensi dan Pragmatik. 

1. Teori koherensi

Teori Koherensi (Coherence Theory of Truth ) teori kebenaran koherensi adalah teori kebenaran yang di dasarkan kepada kriteria koheren atau konsistensi . Teori koherensi ini dapat di lihat bisa menguji kebenaran berbagai pernyataan dan pengetahuan yang tidak mungkin teruji melalui ujian korespondensi. Tetapi, dapatkah di pastikan bahwa rangkaian pernyataan yang konsisten Sudah pasti benar? Ternyata tidak selamanya itu benar karena masih di mungkinkan terjadi suatu sistem yang salah, tetapi tetap konsisten. Teori ini berpegang apakah sesuatu itu konsisten atau tidak . Nur A . Fadhil Lubis (Tanpa tahun : 54 ) .

Menurut seorang Sarjana Barat A . C Ewing (1951 :62 ) bahwa koherensi yang sempurna merupakan sesuatu ide yang tak dapat di capai, akan tetapi pendapat-pendapat dapat di pertimbangkan menurut jaraknya dari ide tersebut.

Teori koherensi berkembang pada abad ke -19 di bawah pengaruh hegel dan di ikuti oleh pengikut Mazhab idealism . Adapun di antaranya adlaah seorang filsuf Britania F .M Bradley (1964-1924) .

Dua masalah yang didapatkan dari teori koherensi adalah:

a. Pernyataan yang tidak koheren (melekat satu sama lain) secara otomatis tidak tergolong kepada suatu kebenaran, namun pernyataan yang koheren juga tidak otomatis tergolong kepada suatu kebenaran. Misalnya saja diantara pernyataan “anakku mengacak-acak pekerjaanku” dan “anjingku mengacak-acak pekerjaanku” adalah sesuatu yang sulit untuk diputuskan mana yang merupakan kebenaran, jika hanya dipertimbangkan dari teori koherensi saja. Misalnya lagi, seseorang yang berkata, “ Sundel Bolong telah mengacak-acak pekerjaan saya!”, akan dianggap salah oleh saya karena tidak konsisten dengan kepercayaan saya.

b. Sama halnya dalam mengecek apakah setiap pernyataan berhubungan dengan realitasnya, kita juga tidak akan mampu mengecek apakah ada koherensi diantara semua pernyataan yang benar.

Dua masalah ini lahir karena adanya pertentangan keyakinan, moral maupun ketidak sanggupan untuk mengecek sebuah pernyataan yang sudah dilontarkan dengan keadaan lapangan atau hal yang dialami sehingga tingkat konsistensinya rendah bahkan berat untuk dipertanggungjawabkan.

Contoh dari teori Koherensi adalah jumlah sudut bangun ruang segitiga, Pada kenyataannya jumlah sudut semua jenis bangunan ruang segitiga adalah 180 derajat sehingga jika ada yang menyatakan jumlah sudut semua jenis bangun ruang segitiga di bawah atau lebih dari itu maka tanpa harus melihat bukti nyata segitiga tersebut kita bisa menilai bahwa pernyataan tersebut salah karena tidak sesuai dengan Postulat. 

2. Teori Pragmatik

Teori Pragmatik ( The Pragmatik Theory of Truth ) Teori kebenaran Pragmatik adalah teori yang memandang bawha arti dari ide di batasi oleh referensi pada konsekuensi ilmiah, Personal atau sosial . Di Dalam buku Suaedi (Tanpa tahun 44-45) Teori Pragmatik merupakan kebenaran yang di ukur dari kegunaan (utility), dapat di kerjakan dan pengaruhnya memuaskan. Teori ini mengacu kepada sejauh manakah sesuatu itu berfungsi di dalam kehidupan manusia.

Dalam Suriasumantri (2009: 57): Bagi seorang pragmatis maka kebenaran suatu pernyataan diukur dengan kriteria apakah pernyataan tersebut bersifat fungsional dalam kehidupan praktis. Artinya suatu pernyataan adalah benar. Jika pernyataan itu atau konsekuensi dari pernyataan itu mempunyai kegunaan praktis dalam kehidupan manusia.

Berdasarkan pernyataan tersebut, dapat disimpulkan bahwa teori pragmatik adalah teori kebenaran yang memiliki kriteria suatu pengetahuan adalah benar apabila memiliki kegunaan praktis atau manfaat dalam kehidupan.

Contoh teori kebenaran Pragmatik dalam lingkungan masyarakat yaitu seseorang yang mengeluarkan, mengupas mengemukakan ide untuk menciptakan suatu alat untuk penggilingan daging, Kemudian ide tersebut di kembangkan sehingga terciptanya alat giling tersebut dan dapat di gunakan oleh masyarakat untuk mempermudah kan proses penggilingan daging dengan cepat dan ringkas . Maka alat penggilingan ini di anggap benar karena mempunyai fungsi dan kegunaan untuk masyarakat .

Kata kunci teori ini adalah: kegunaan (utility), dapat dikerjakan (workability), akibat atau pengaruhnya yang memuaskan (satisfactory consequencies).