Iklan

Kelompok Tani Sumber Abadi Kecamatan Sambutan Keluhkan Kurangnya Alsintan

Bendahara Poktan Sumber Abadi, Suratno. (Foto: Ayu/Pusaranmedia.com)

BERITA TERKAIT

    Kalimantan Timur

    Kelompok Tani Sumber Abadi Kecamatan Sambutan Keluhkan Kurangnya Alsintan

    PusaranMedia.com

    Bendahara Poktan Sumber Abadi, Suratno. (Foto: Ayu/Pusaranmedia.com)

    Kelompok Tani Sumber Abadi Kecamatan Sambutan Keluhkan Kurangnya Alsintan

    Bendahara Poktan Sumber Abadi, Suratno. (Foto: Ayu/Pusaranmedia.com)

    Reporter: Ayu Norwahliyah | Editor: Buniyamin

    SAMARINDA - Kelompok Tani (Poktan) Sumber Abadi di Kelurahan Sindang Sari, Kecamatan Sambutan, Kota Samarinda, mengeluhkan kurangnya sejumlah Alat dan Mesin Pertanian (Alsintan) untuk meningkatkan produktivitas para petani.

    Bendahara Poktan Sumber Abadi, Suratno mengatakan sektor pertanian di wilayahnya mayoritas berupa tanaman padi, sayur-sayuran hingga tanaman holtikultura yang berdiri di atas lahan seluas 20 hektare (ha). 

    Sehingga demi menunjang aktivitas pertanian, Suratno mengatakan membutuhkan bantuan Alsintan dari Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda, yakni mesin rotary untuk memudahkan para petani menanam bibit tumbuhan.

    "Petani kita masih menggunakan alat cultivator yang kecil. Sekiranya alat pertanian modern yang skalanya lebih besar jadi bisa lebih cepat," harap Suratno.

    Tak hanya itu, Poktan Sumber Sari yang beranggotakan 46 orang itu juga meminta agar pemerintah dapat memberikan bantuan alat pompa air dan fasilitas embung penampungan dan pengelolaan air, termasuk juga perangkat pendukungnya untuk memaksimalkan sistem irigasi lahan pertanian.

    "Pompa air untuk pengairan sebab selama ini mengharapkan hujan saja bisa-bisa tanaman tidak tumbuh, apalagi di musim sekarang ini kebanyakan kemarau," ujarnya.

    Terkait penyaluran atau penjualan hasil pertanian, ia  mengungkapkan bahwa sistem distribusi merupakan segmen yang juga patut diperhatikan oleh pemerintah agar dapat diskemakan demi meningkatkan kesejahteraan para petani.

    "Selama ini sistem pemasaran kita itu hanya ada tengkulak yang datang membeli. Belum lagi tanaman jagung yang masih sulit pemasarannya. Sehingga Kami berharap ada skema pemasaran disediakan, misal seperti kerjasama dengan perusahaan," tutupnya.