Logo
Pusaran Dewan Pers
Iklan

Ini Filosofi Menara Mahkota Tuah Himba yang Jadi Landmark di Kota Tenggarong

Menara Mahkota Tuah Himba. (Foto: Lodya/Pusaranmedia.com)

BERITA TERKAIT

    Kalimantan Timur

    Ini Filosofi Menara Mahkota Tuah Himba yang Jadi Landmark di Kota Tenggarong

    PusaranMedia.com

    Menara Mahkota Tuah Himba. (Foto: Lodya/Pusaranmedia.com)

    Ini Filosofi Menara Mahkota Tuah Himba yang Jadi Landmark di Kota Tenggarong

    Menara Mahkota Tuah Himba. (Foto: Lodya/Pusaranmedia.com)

    Reporter: Lodya Astagina | Editor: Bambang Irawan 

    TENGGARONG - Landmark Menara Mahkota Tuah Himba berhasil menyita perhatian masyarakat Kota Tenggarong. Bangunan megah dengan ornamen lampu tematik dan air mancur itu mampu menghipnotis mata masyarakat. 

    Meski belum diresmikan, tapi Bupati Kutai Kartanegara (Kukar) Edi Damansyah sudah melakukan Commissioining Test Menara Mahkota Tuah Himba, Senin (18/9/2023) malam tadi. 

    Ikon baru Kota Raja itu semakin menawan dengan sorotan lampu warna-warni dan air mancur yang menari-nari. Landmark pengganti Patung Naga ini terletak di kawasan Central Bussiness District (CBD). 

    Masyarakat yang hendak menuju ke Kota Samarinda bisa langsung melihat Menara Mahkota Tuah Himba, letaknya dekat kantor Bupati Kukar. 

    Ikon wisata ini diyakini mampu menyedot perhatian wisatawan, dan dapat menjadi spot foto baru. “Harapannya nanti tahun baru kita bisa nongkrong di situ, ada lampu dan air mancur,” kata  Edi. 

    Edi menambahkan, ini upaya pemerintah daerah untuk mempercantik kawasan kota. Lokasi sekitar landmark akan dibuat menjadi kawasan publik, dengan menambah spot-spot kuliner yang melibatkan pelaku UMKM. “Masih ada beberapa ikon mau kita buat, seperti kawasan depan Museum Mulawarman, eks tanjung, dan pasar seni,” bebernya. 

    Dia mau, Tenggarong bisa selalu terjaga keamanan dan kenyamannya, baik itu untuk masyarakat maupun wisatawan. “Saya dapat info dari saudara-saudara yang berkunjung ke Kukar, katanya Tenggarong bersih, nyaman dan warganya ramah. Saya harap kondisi ini dipertahankan,” ucapnya. 

    Untuk diketahui, Menara Mahkota Tuah Himba merupakan hasil desain putra daerah, Syandy Diantrisna Kusuma. Syandy mengikuti sayembara untuk mendesain landmark baru di Kota Raja. Landmark ini terdiri dari tiga bagian yang memiliki arti. Filosofi tiga bagian ini merupakan elemen kehidupan di Kutai kartanegara. 

    - Bagian atas artinya langit
    Bagian atas landmark berbentuk lingkaran, melambangkan hamparan langit yang berwarna jingga keemasan sebagai naungan atas kehidupan, di bawahnya manusia dan kehidupan lainnya. Warna keemasan langit melambangkan simbol kemuliaan langit, ini juga mengartikan Kepercayaan masyarakat Kukar sebagai tempat turunnya Aji Batara Agung Dewa Sakti dari kayangan (langit) yang menjadi Sultan pertama Kerajaan Kutai Kertanegara.

    - Bagian tengah artinya manusia
    Bagian tengah landmark berbentuk tiang melambangkan manusia (rakyat Kukar) yang berkehidupan dinamis ditopang oleh langit bagian atas dan daratan serta sungai di bagian bawah. Filosofi ini juga yang pernah diucapkan oleh Aji Batara Agung Dewa Sakti, sebagai manusia dalam kehidupan berada di tengah-tengah harus melihat dua keadaan, yaitu ke atas paling tinggi dan ke bawah paling luas. 

    Manusia (rakyat Kukar) dilambangkan dengan tiang berjumlah 14 buah, yang bermakna tanggal 14 hari bulan Aji Batara Agung Dewa Sakti melakukan perjalanan ke Kerajaan Majapahit untuk mempelajari adab bermasyarakat, dan kembali dari Majapahit di tanggal 14 hari bulan. Angka 14 juga melambangkan jumlah 14 (empat belas) anak tangga di Keraton Kutai Kertanegara.

    Masing-masing tiang berdiri kokoh dengan dasar empat sudut yang memiliki arti empat pasak bumi kehidupan yang harus diperhatikan. Yaitu tata krama, adat istiadat, agama dan berbudaya di negeri sendiri. Tiang yang kokoh memiliki tinggi 21 meter melambangkan kitab dari majapahit yang dibawa oleh Aji Batara Agung Dewa Sakti tentang adab sebanyak 21 Pasal. 

    Tiang yang berwarna hitam pada bagian tengah sampai dasar tiang berarti abdi (manusia) yang melambangkan di manapun masyarakat Kukar tetap akan mencurahkan hati dan dirinya kepada Kesultanan Kutai Kertanegara. Warna kuning keemasan pada bagian atas melambangkan keagungan Kesultanan Kutai Kertanegara. 

    - Bagian bawah artinya tanah dan air
    Bagian bawah landmark berbentuk lingkaran kolam air dan daratan berwarna hijau, kolam air melambangkan sungai mahakam sebagai penopang kehidupan masyarakat Kukar, dan daratan berwarna hijau melambangkan suburnya tanah Kukar dengan kelebatan hutannya yang penuh dengan sumber daya alam. 

    Warna pada air melambangkan kemuliaan dan warna hijau melambangkan kesuburan. Air yang melambangkan sungai mahakam juga mengartikan kepercayaan masyarakat Kukar sebagai tempat munculnya Putri Karang Melenu yang menjadi permaisuri Sultan pertama Kutai Kartanegara.

    Bagian bawah landmark berupa tiga tingkatan melambangkan tiga anak tangga pada singgasana Kesultanan Kutai Kertanegara yang berada pada ruangan Stinggil (Siti Hinggil) Keraton Kutai Kertanegara.