Reporter: Lodya Astagina | Editor: Buniyamin
TENGGARONG - Kota Tenggarong kini memiliki wadah anyar atau tempat baru untuk dapat dinikmati masyarakat sambil bersantai, yakni Taman Titik Nol yang berada di depan Musuem Mulawarman, Jalan Diponegoro, Kelurahan Panji.
Taman yang digarap menggunakan CSR PT Mahakam Sumber Jaya (MSJ) itu diresmikan Bupati Kutai Kartanegara (Kukar), Edi Damansyah yang ditandai dengan pemotongan pipa dan penandatanganan prasasti, Selasa (26/9/2023). Edi didampingi unsur forkopimda, Ketua DPRD Kukar, Abdul Rasid, Sultan Kutai Kertanegara Ing Martadipura, H Adji Muhammad Arifin dan manajemen PT MSJ.
Edi mengatakan, Sultan Kutai Kertanegara Ing Martadipura akan memberikan nama pada taman itu. Sedangkan untuk nama Taman Titik Nol, hanya akan menjadi nama sementara untuk taman tersebut. "Namanya sudah saya mintakan kepada yang Mulia Sultan dan lagi dipersiapkan. Tapi untuk saat ini, sebut saja Taman Titik Nol karena berada depan Museum," kata Edi usai peresmian.
Selain Taman Titik Nol, ada enam taman lain yang bakal segera diresmikan di kawasan Kota Raja Tenggarong. Beberapa berlokasi di sekitar kawasan Central Bussiness District (CBD), dekat Jembatan Kutai Kartanegara dan Menara Mahkota Tuah Himba.
Seluruh tahapan pembangunan sudah mencapai 90 persen dan prosesnya tinggal penyelesaian tahap akhir untuk penyempurnaan tampilan taman. Pembangunan tujuh taman ini sudah dimulai sejak Maret 2023 dan ditargetkan rampung sebelum HUT Kota Tenggarong. "Seluruh biaya pembangunan dibantu dana program CSR, cuma masih finalisasi yang lainnya. Hampir selesai semua, sudah 90 persen," ucap Edi.
Diketahui, dana kontribusi dari tujuh perusahaan untuk membangun tujuh taman mencapai Rp5,3 miliar. Taman Titik Nol depan Museum Mulawarman yang dibangun PT MSJ menelan dana sekitar Rp2,9 miliar.
Enam taman lainnya rata-rata menghabiskan dana Rp500 juta. Rinciannya, PT Multi Harapan Utama (MHU) mengerjakan taman di bawah Jembatan Kartanegara, PT Khotai Makmur Insan Abadi mengerjakan Taman Median Tenggarong dan PT Toba Bara Sejahtera membangun taman Bundaran Tenggarong.
PT Anugrah Bara Kaltim taman Tepi Sungai Tenggarong, PT Alam Jaya Bara Pratama taman Jam Bentong Selatan Tenggarong dan PT Jembayan Muara Bara taman membangun Jam Bentong Utara Tenggarong.
Lanjut Edi, perusahaan sesuai peraturan perundang-undangan diwajibkan menjalankan program CSR, utamanya wi wilayah izin operasinya. Hanya saja, ia menilai ada perusahaan yang sudah konsisten, tapi ada juga yang tidak dalam menjalankan CSR.
Namun, dirinya tetap meminta perusahaan-perusahaan terkait melakukan optimalisasi program CSR yang berkesinambungan dengan program prioritas Pemkab Kukar. Seperti pengentasan kemiskinan, bedah RTLH, pemberdayaan masyarakat, pengentasan buta huruf dan lainnya.
Edi menegaskan bakal mengawal ini dan tidak mau perusahaan hanya mengeksploitasi Sumber Daya Alam (SDA) di Kukar dan harus ada tanggung jawab yang diberikan kepada wilayah izin beroperasi. "Jangan hanya berikan income kepada negara, perusahaan yang memiliki izin eksploitasi SDA harus memberikan dorongan ekonomi di Kukar, melalui CSR yang berjalan baik," pesannya.
"Kita tidak ingin hanya mendapatkan lubang-loubang saja, kita ingin ada pembangunan. Jangan hanya kami ditinggali bekas lobang yang tidak ditutup, tinggalkan monumentalnya, jadi buatlah sesuai kebutuhan situasi yang ada di lingkungan perizinan itu," tutup Edi.