Logo
Pusaran Dewan Pers
Iklan
logo

Pondasi Rumput Laut Rusak akibat Gelombang Tinggi, Petani Nunukan Rugi Besar

TGUPP Sektor Kelautan dan Perikanan Kaltara, Kamaruddin. (Foto: Diansyah/pusaranmedia.com)

Reporter: Diansyah | Editor: Buniyamin

NUNUKAN - Puluhan petani rumput laut di Nunukan merugi cukup besar lantaran gagal panen yang diakibatkan tingginya gelombang di perairan Nunukan beberapa hari terakhir.

Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP) Sektor Kelautan dan Perikanan, Kamaruddin menyampaikan saat ini setidaknya ada 20 petani yang melaporkan pondasi rumput laut mereka terlepas. Sehingga, bibit rumput laut yang baru saja dipasang harus dibawa kembali.

"Informasi yang saya terima di lapangan sudah ada 20 orang yang pondasi rumput lautnya terlepas. Ini baru petani di wilayah Mamolo," ujar Kamaruddin kepada pusaranmedia.com, Jumat (6/10/2023).

Dikatakan, akibat situasi ini selain gagal panen, kerugian besar dialami petani rumput laut lantaran pondasi rumput laut yang terlepas atau rusak. Biaya pemasangan untuk satu pondasi rumput laut mencapai puluhan juta.

"Rumput laut belum siap panen terpaksa ditarik karena pondasi sudah terlepas. Kalau untuk pasang pondasi itu biayanya sekitar Rp50 juta. Jadi kasihan petani kita saat ini gagal panen dan pondasi rusak," ujarnya.

Beberapa petani, lanjut Kamaruddin, sempat menyelamatkan rumput laut miliknya yang telah dipasang. Namun, jumlahnya hanya berkisar 100 kilogram. Bahkan ada petani yang tidak dapat menyelamatkan bibit rumput laut yang telah terpasang.

"Dalam satu pondasi tali paling banyak 500 bentangan. Paling sedikit itu 400 tali. Ini yang sedang kita upayakan ke pemerintah seperti apa. Karena, ibarat ini bencana yang menimpa petani," ungkapnya.

Baginya, kondisi pondasi rumput laut yang terlepas membuat petani kerugian. Belum lagi harga komoditi andalan Nunukan saat ini belum stabil. Terakhir harga masih berada di kisaran Rp9 ribu hingga Rp10 ribu ditingkat petani.

"Harga juga belum kembali seperti sebelumnya. Di Mamalo saat ini sekitar Rp9 hingga Rp10 ribu. Mudah-mudahan harga segera kembali stabil seperti biasa," pungkasnya.

BERITA TERKAIT

    Kalimantan Utara

    Pondasi Rumput Laut Rusak akibat Gelombang Tinggi, Petani Nunukan Rugi Besar

    PusaranMedia.com

    TGUPP Sektor Kelautan dan Perikanan Kaltara, Kamaruddin. (Foto: Diansyah/pusaranmedia.com)

    Reporter: Diansyah | Editor: Buniyamin

    NUNUKAN - Puluhan petani rumput laut di Nunukan merugi cukup besar lantaran gagal panen yang diakibatkan tingginya gelombang di perairan Nunukan beberapa hari terakhir.

    Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP) Sektor Kelautan dan Perikanan, Kamaruddin menyampaikan saat ini setidaknya ada 20 petani yang melaporkan pondasi rumput laut mereka terlepas. Sehingga, bibit rumput laut yang baru saja dipasang harus dibawa kembali.

    "Informasi yang saya terima di lapangan sudah ada 20 orang yang pondasi rumput lautnya terlepas. Ini baru petani di wilayah Mamolo," ujar Kamaruddin kepada pusaranmedia.com, Jumat (6/10/2023).

    Dikatakan, akibat situasi ini selain gagal panen, kerugian besar dialami petani rumput laut lantaran pondasi rumput laut yang terlepas atau rusak. Biaya pemasangan untuk satu pondasi rumput laut mencapai puluhan juta.

    "Rumput laut belum siap panen terpaksa ditarik karena pondasi sudah terlepas. Kalau untuk pasang pondasi itu biayanya sekitar Rp50 juta. Jadi kasihan petani kita saat ini gagal panen dan pondasi rusak," ujarnya.

    Beberapa petani, lanjut Kamaruddin, sempat menyelamatkan rumput laut miliknya yang telah dipasang. Namun, jumlahnya hanya berkisar 100 kilogram. Bahkan ada petani yang tidak dapat menyelamatkan bibit rumput laut yang telah terpasang.

    "Dalam satu pondasi tali paling banyak 500 bentangan. Paling sedikit itu 400 tali. Ini yang sedang kita upayakan ke pemerintah seperti apa. Karena, ibarat ini bencana yang menimpa petani," ungkapnya.

    Baginya, kondisi pondasi rumput laut yang terlepas membuat petani kerugian. Belum lagi harga komoditi andalan Nunukan saat ini belum stabil. Terakhir harga masih berada di kisaran Rp9 ribu hingga Rp10 ribu ditingkat petani.

    "Harga juga belum kembali seperti sebelumnya. Di Mamalo saat ini sekitar Rp9 hingga Rp10 ribu. Mudah-mudahan harga segera kembali stabil seperti biasa," pungkasnya.

    Pondasi Rumput Laut Rusak akibat Gelombang Tinggi, Petani Nunukan Rugi Besar

    TGUPP Sektor Kelautan dan Perikanan Kaltara, Kamaruddin. (Foto: Diansyah/pusaranmedia.com)

    Reporter: Diansyah | Editor: Buniyamin

    NUNUKAN - Puluhan petani rumput laut di Nunukan merugi cukup besar lantaran gagal panen yang diakibatkan tingginya gelombang di perairan Nunukan beberapa hari terakhir.

    Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP) Sektor Kelautan dan Perikanan, Kamaruddin menyampaikan saat ini setidaknya ada 20 petani yang melaporkan pondasi rumput laut mereka terlepas. Sehingga, bibit rumput laut yang baru saja dipasang harus dibawa kembali.

    "Informasi yang saya terima di lapangan sudah ada 20 orang yang pondasi rumput lautnya terlepas. Ini baru petani di wilayah Mamolo," ujar Kamaruddin kepada pusaranmedia.com, Jumat (6/10/2023).

    Dikatakan, akibat situasi ini selain gagal panen, kerugian besar dialami petani rumput laut lantaran pondasi rumput laut yang terlepas atau rusak. Biaya pemasangan untuk satu pondasi rumput laut mencapai puluhan juta.

    "Rumput laut belum siap panen terpaksa ditarik karena pondasi sudah terlepas. Kalau untuk pasang pondasi itu biayanya sekitar Rp50 juta. Jadi kasihan petani kita saat ini gagal panen dan pondasi rusak," ujarnya.

    Beberapa petani, lanjut Kamaruddin, sempat menyelamatkan rumput laut miliknya yang telah dipasang. Namun, jumlahnya hanya berkisar 100 kilogram. Bahkan ada petani yang tidak dapat menyelamatkan bibit rumput laut yang telah terpasang.

    "Dalam satu pondasi tali paling banyak 500 bentangan. Paling sedikit itu 400 tali. Ini yang sedang kita upayakan ke pemerintah seperti apa. Karena, ibarat ini bencana yang menimpa petani," ungkapnya.

    Baginya, kondisi pondasi rumput laut yang terlepas membuat petani kerugian. Belum lagi harga komoditi andalan Nunukan saat ini belum stabil. Terakhir harga masih berada di kisaran Rp9 ribu hingga Rp10 ribu ditingkat petani.

    "Harga juga belum kembali seperti sebelumnya. Di Mamalo saat ini sekitar Rp9 hingga Rp10 ribu. Mudah-mudahan harga segera kembali stabil seperti biasa," pungkasnya.