Reporter: Achmad Fadillah | Editor: Bambang Irawan
BALIKPAPAN - Dari Jalan Telaga Sari, Kelurahan Telaga Sari, Kecamatan Balikpapan Kota, terdapat satu lorong menuju sebuah bangunan rumah kecil.
Nampak seorang perempuan tengah berkonsentrasi pada aktivitasnya. Dia bernama Nikita Mairadhani yang sedang berkreasi dengan warna di atas kain batik berpola bunga, Rabu (18/10/2023).
Siapa sangka, perempuan berusia 27 tahun itu merupakan seorang penyandang disabilitas fisik atau tuna daksa.
Ketidakmampuan tubuh dalam melakukan aktifitas tertentu sebagaimana orang normal pada umumnya tidak menghalangi perempuan berjilbab ini untuk berkarya.
Dia mampu mengubah hujan seketika menjadi pelangi bagi siapa yang memandang karyanya.
Dari atas kursi rodanya, ia dengan lincah menyemprotkan warna pada kain.
Nikita bergabung dalam kelompok Pertamina Membatik Bersama Disabilitas Berinovasi (PERMADANI). Sebuah program Corporate Social Responsibility (CSR) dari Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan.
Ia mengaku mengikuti pelatihan mulai awal tahun lalu di Sekretariat Dewan Pengurus Cabang (DPC) Perkumpulan Penyandang Disabilitas Indonesia (PPDI) Balikpapan.
"Alhamdulillah, selama pelatihan ini tidak ada kendala masih sebatas wajar-wajar saja karena teman-teman punya keterbatasan. Sebab mewarnai atau mencolek awalnya agak sulit karena tangannya gemetar. Intinya butuh berlatih lebih giat lagi," ucapnya.
Dengan semangatnya, ia pun mampu menciptakan karya satu buah baju batik kardigan. Hasil karyanya itu membuat dirinya semakin percaya diri mengembangkan potensinya. "Saya berharap bisa lebih berkarya lagi bersama teman-teman untuk saling berbagi. Berkumpul bersamanya juga sudah Alhamdulillah, karena itu mereka menganggap dirinya tidak sendirian. Kita lebih merasa beruntung, sebab beruntung itu tidak harus sempurna," kata siswi SMP kelas XI di PKBM Generasi Mandiri Balikpapan ini.
Di dalam ruangan yang penuh bingkai foto kalimat motivasi ini juga terdapat puluhan disabilitas yang sedang mengerjakan kegiatan batik-membatik,
Ketua Kelompok PERMADANI Balikpapan, Untung Slamet mengatakan saat ini sudah ada 60 kain batik yang siap pakai.
"Saya senang dengan semangat teman-teman, saya ingin mereka terus berkarya. Harapan saya semoga PERMADANI ini maju dan berkembang pesat, untuk itu saya minta doanya dan mohon dibantu pemasarannya," harapannya.
Comdev Officer PT Pertamina Patra Niaga Integrated Terminal Balikpapan, Fitri Ulul Azizah mengungkapkan program ini merupakan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) yang dimulai pada Januari 2023.
"Teman-teman difabel di sini berjumlah 15 orang yang merupakan disabilitas fisik dari beberapa wilayah kelurahan di Kota Balikpapan yang dinaungi Kantor Sekretariat PPDI," ungkapnya.
Dengan berjalannya program selama sepuluh bulan, diakuinya masih banyak kekurangan. Termasuk ketersediaan alat dan bahan baku.
Meski demikian, ia memastikan kekurangan itu akan segera terwujudkan. Termasuk membuat kelompok baru pembuat kain batiknya.
"Kalau saat ini mungkin belum ke sana, tapi harapan kedepannya kita akan ada pembuatan bahan baku itu dengan kelompok berbeda," akunya.
Tak hanya itu, terobosan-terobosan lain juga disampaikannya. Seperti rencana pembuatan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) dari limbah proses membatik, hingga membuat motif batik Gunung Dubs dan Kilang. Bahkan motif itu bakal dipantenkan sebagai Hak Kekayaan Intelektual (HaKI).
"Balikpapan ini ciri khas batiknya ada Beruang Madu, dan motif ini juga sudah banyak dilakukan usaha batik lainnya. Nah, karena kami berasal dari Pertamina yang mempunyai ciri khas Gunung Dubs dan Kilang. Jadi kita mengangkat dua karakter tersebut sebagai pembeda hasil dari binaan Pertamina," jelasnya.