Reporter: Ayu Norwahliyah | Editor: Buniyamin
SAMARINDA - Yayasan Mitra Hijau (YMH) merupakan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang kini tengah berfokus pada perubahan iklim hingga strategi pembangunan rendah karbon atau Low Emissions Development Strategy.
Sejak berdirinya YMH pada 2013, lembaga ini telah bekerjasama dengan berbagai lembaga internasional, pemerintah, dan perusahaan multinasional untuk menjalankan dan menerapkan program kegiatan yang akan dilakukan.
Di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), YMH menjadi anggota konsorsium program Innovation Regions for just Energy Transition (IKI JET) bersama Deutsche Gesselschaft fur Internationale Zusammenarbeit (GIZ), International Labour Organization (ILO), Internasional Trade Union Confederation (ITUC), ICSD, dan Wuppertal Institute untuk melakukan pekerjaan Just Energy Transition (JET) atau Transisi Energi Berkeadilan.
Direktur Program YMH Andi Samyanugraha menjelaskan, dalam konsorsium tersebut, pihaknya berfokus pada pendampingan masyarakat agar kedepannya pemerintah dan semua pemangku kepentingan dapat melakukan transisi energi. Sehingga masyarakat pun telah memiliki kesiapan yang lebih baik.
Ia menjelaskan, transisi energi yang berkeadilan adalah transisi yang mengelola dampak dalam memaksimalkan dampak positif sekaligus mengurangi potensi risiko yang ditimbulkan oleh transisi ke dalam perekonomian dan masyarakat.
Alasan pentingnya transisi energi untuk membantu mengatasi krisis perubahan iklim di Bumi. Sebab, salah satu pemicu perubahan iklim yaitu meningkatkan suhu rata-rata bumi akibat efek rumah yang yang ditimbulkan saat penggunaan energi batu bara, minyak atau pun gas.
Namun baginya, pelaksanaan pendampingan kepada masyarakat juga membutuhkan peranan media dalam menyampaikan isu-isu terkait transisi energi, perubahan iklim, dan energi bersih kepada masyarakat. "Sehingga masyarakat mendapat informasi dengan baik serta memahami isu-isu tersebut,” kata Andi.
Ketua Dewan Pembina YMH, Dicky Edwin Hendarto mengatakan bahwa transisi energi berkeadilan merupakan salah satu isu penting di abad ke 21 ini. Lanjut dia, untuk mengurangi dampak perubahan iklim, meningkatkan akses energi bersih, dan menciptakan masyarakat yang lebih berkelanjutan, adalah tantangan global yang membutuhkan perhatian media untuk menyampaikannya kepada masyarakat.
Karenanya, pers memiliki peran yang sangat penting dalam menyampaikan informasi tentang transisi energi berkeadilan kepada masyarakat.
“Saat FGD Stakeholders Engagement pada 19 – 20 September 2023 lalu, teridentifikasi kurangnya kesadaran masyarakat mengenai perubahan iklim, terutama tentang penghematan energi (energy saving) dan transisi energy karena kurangnya informasi yang bisa diakses masyarakat,” ungkap Dicky.
Ia menyatakan hal ini disebabkan oleh kurangnya pemahaman pers mengenai isu terkait perubahan iklim dan energi terbarukan. Atas dasar itulah YMH kali ini gencar melakukan sosialisasi dan edukasi kepada awak media di Kaltim terkait pemahaman tentang perubahan iklim dan transisi energi.