Reporter: Diansyah | Editor: Bambang Irawan
NUNUKAN - Organisasi Masyarakat (Ormas) Orang Indonesia (OI) Perbatasan yang berbascamp di Nunukan ini memiliki cara sendiri menyambut Hari Pahlawan Nasional 2023 dengan menggelar malam panggung ekspresi dan refleksi hari pahlawan.
Kegiatan yang berlangsung di Tugu Perjuangan Dwi Kora Nunukan itu berlangsung meriah, hangat dan akrab.
Kegiatan yang dibuka dengan persembahan Seni Tari Kuda Lumping Rogo Senopati oleh Komunitas seni TKLRSP, Kamis (09/11/2023) Malam.
Asisten Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setkab Nunukan, Abdul Munir mengaku peringati Hari Pahlawan setiap tahunnya ini bertujuan untuk mengenang kembali perjuangan para pahlawan masa lalu yang mengorbankan jiwa raganya untuk Indonesia.
"Bangsa Indonesia dibangun dari cucuran darah dan air mata ribuan atau bahkan mungkin jutaan para patriot dan kusuma bangsa, mereka dengan gagah berani dan tanpa pamrih berani melawan para penjajah hingga tetes darah yang penghabisan. Keberanian, semangat pantang menyerah dan tanpa pamrih yang telah ditunjukkan oleh para pahlawan inilah yang harus selalu kita teladani dalam kehidupan sehari–hari," ujar Munir, sapaannya.
Dikatakan Munir, Hari Pahlawan yang diperingati setiap tahunnya serta pelaksanaan kegiatan tersebut harus dijadikan sebagai momentum untuk terus memelihara dan memupuk jiwa dan semangat para pahlawan di hati dan sanubari generasi penerus Bangsa.
Sebab tanpa nilai-nilai kepahlawanan, maka perjuangan dan pembangunan yang dilaksanakan demi bangsa dan negara ini akan menjadi bias oleh berbagai kepentingan.
Menurut Munir untuk mengisi Kemerdekaan tidak perlu lagi harus mengorbankan jiwa raga. Namun esensi perjuangan demi bangsa dan negara ini sejatinya tidak akan pernah berhenti, perjuangan yang dilakukan pada hari ini adalah dengan cara menjalani profesi dan kehidupan masing–masing dengan penuh kesungguhan dan Profesionalisme.
"Yang jadi TNI/POLRI, maka jadilah TNI/POLRI yang benar – benar mengayomi masyarakat, yang saat ini menjadi ASN, jadilah pegawai negeri yang jujur dan profesional, yang jadi seniman maka jadilah seniman yang tidak melacurkan karya – karya seninya hanya demi harta dan penghormatan semata, dan seterusnya dan sebagainya," ucapnya.
Lebih lanjut, Munir menyampaikan perjuangan hari ini adalah mewujudkan cita-cita dari para pendiri bangsa, yaitu mewujudkan sebuah kehidupan yang maju, adil dan sejahtera bagi seluruh anak Bangsa tanpa terkecuali.
"kita juga harus terus berjuang untuk menempatkan bangsa dan negara ini berada sejajar dengan bangsa – bangsa maju. Kita harus berani berdiri sama tinggi dan duduk sama rendah, tanpa ada perasaan kecil dan minder di hadapan Bangsa – Bangsa lain," ujarnya.
Ditambahkan Munir, dengan adanya panggung ekspresi dan refleksi tersebut dapat menjadi pengingat bagi semua bahwa tugas anak bangsa belum selesai, perjuangan pahlawan harus terus dilanjutkan dengan kesungguhan dari semua pihak.
Rangkaian kegiatan itu turut menampilkan parade puisi renungan malam dan pembentangan Bendera Indonesia sepanjang 100 meter, persembahan tari STAPER oleh Komunitas STAPER dan ditutup dengan pemutaran Film Dokumenter Nunukan Tempo Doeloe yang mengajak tamu undangan untuk mengingat sejarah perjuangan yang pernah terjadi di Kabupaten Nunukan di masa-masa Konfrontasi Indonesia - Malaysia.