Reporter: Ayu Norwahliyah | Editor: Buniyamin
SAMARINDA – Batik Samarendah merupakan salah satu warisan budaya yang menampilkan ikon khas Kota Tepian, seperti Pesut Mahakam, Jembatan Mahkota, dan Batu Bara.
pembatik asal Kota Samarinda, Syahril Darmawie mengungkapkan di balik keberagaman motif tersebut, terdapat banyak makna mendalam yang mencerminkan akan kekayaan budaya dan alam di Bumi Etam.
"Pertama ada hewan pesut, ini ikon kebanggaannya Kaltim. Uniknya pesut hanya ada di Sungai Gangga, Amazon, dan Sungai Mahakam," ungkap Syahril.
Ia menjelaskan motif pesut yang tergambar pada kain batik biasanya berupa ikan pesut yang tengah melompat dari air berwarna keruh. Maksud gambar tersebut dikarenakan pesut Mahakam tidak suka dengan air yang kotor dan kebisingan yang terjadi.
"Pesut sudah jarang terlihat, sebagian dari mereka bergeser hingga ke Danau Semayang dan Danau Jempang," jelasnya.
Ada juga ikon batu bara dan Jembatan Mahkota di Samarinda. Ikon Batu Bara sendiri melambangkan penopang devisa di Kalimantan Timur (Kaltim). Sedangkan Jembatan Mahkota bermakna sebagai penghubung kecamatan Sambutan dengan Palaran, dengan panjang sekitar 1.428 meter.
"Ada ornamen dayak dan ikon sawit di sana. Batik Samarendah ini, sudah memiliki hak cipta juga," ujarnya.
Sebagai pengrajin Batik Samarendah itu, Syahril mengakui dirinya melakukan proses pembuatan batik dengan waktu sekitar sebulan lamanya dan ini yang menyebabkan harga batik cukup mahal. "Kami biasa buatkan sesuai pesanan. Untuk batik tulis, paling berkisar Rp500 ribuan," sebutnya.
Terpisah, Kepala Bidang Pengembangan Ekonomi Kreatif Dinas Pariwisata (Dispar) Kaltim, Awang Khalik mengimbau seluruh pelaku wastra agar terus mengembangkan ide kreatifnya membuat produk batik.
"Motif batik khas Kaltim harus terus dilestarikan. Utamanya, untuk mendukung potensi wastra yang ada di Bumi Etam," demikian Awang. (Adv)