Logo
Pusaran Dewan Pers
Iklan

Ini Cerita Dibalik Keindahan Goa Tapak Raja di Kecamatan Sepaku

Goa Tapak Raja, destinasi wisata dekat IKN (foto : Travel Kompas)

BERITA TERKAIT

    Dinas Pariwisata Provinsi Kaltim

    Ini Cerita Dibalik Keindahan Goa Tapak Raja di Kecamatan Sepaku

    PusaranMedia.com

    Goa Tapak Raja, destinasi wisata dekat IKN (foto : Travel Kompas)

    Ini Cerita Dibalik Keindahan Goa Tapak Raja di Kecamatan Sepaku

    Goa Tapak Raja, destinasi wisata dekat IKN (foto : Travel Kompas)

    Reporter : Ayu Norwahliyah | Editor : Buniyamin

    SAMARINDA - Goa Tapak Raja, merupakan salah satu destinasi wisata alam yang terus dikembangkan oleh Dinas Pariwisata (Dispar) Kalimantan Timur (Kaltim) terletak di Desa Wonosari, Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU).

    Diketahui asal muasal ojek wisata ini diberi nama Goa Tapak Raja, karena bentuk goa tersebut menyerupai tapak kaki manusia.

    Menurut cerita yang beredar, bentuk tapak kaki ini berasal dari jejak kaki raja zaman dahulu, yang pernah berkunjung ke goa.

    Pada goa tersebut, terdapat dua pintu masuk yang berdampingan, dengan satu lubang menembus ke atas gua dan jalurnya ditumbuhi aneka flora lokal. Untuk di dalam goa juga terdapat stalaktit dan stalagnit yang menyerupai telapak kaki manusia dan batu-batu besar.

    Mengutip informasi dari Tribunnews Kaltim, Kepala Desa Wonosari, Kasiyoni mengungkapkan bahwa Goa Tapak Raja diyakini masyarakat setempat sebagai lokasi pertapaan oleh warga di zaman kerajaan. Konon, para raja melakukan ritual untuk memperkuat kekuasaan dan kesuburan tanah di dalam goa tersebut.

    "Siapa nama rajanya yang bertapa di sini tidak disebutkan. Tapi pada zaman kerajaan, konon goa ini dijadikan sebagai tempat pertapaan. Itu juga diyakini oleh tokoh adat atau pemangku suku Paser," kata Kasiyoni.

    Setelah zaman kerajaan, Kasiyoni mengungkapkan bahwa kegiatan pertapaan di Goa Tapak Raja kemudian diikuti oleh seorang tokoh suku Paser pada zaman gerombolan, yakni sekitar 1950 hingga 1960-an, untuk memperdalam ilmu kanuragan (ilmu bela diri secara supranatural).

    Namun setelah itu, Goa Tapak Raja tak lagi menjadi tempat ritual atau pertapaan setelah adanya transmigrasi pada 1983. Atas hal ini pun, sebagian masyarakat menganggap Goa Tapak Raja sebagai tempat suci yang harus dilestarikan.

    Oleh sebab itu, ia pun berharap pemerintah pusat dapat memberikan perhatian lebih, agar dapat memeprmudah wisatawan yang ingin mengunjungi Goa Tapak Raja.

    Tak lupa, Kasiyoni mengajak masyarakat untuk menjaga kebersihan serta kelestarian goa agar dapat selalu terjaga kealamiannya. Terlebih lagi, Goa Tapak Raja dapat menjadi salah satu daya tarik wisatawan dalam mengunjungi Ibu Kota Nusantara (IKN) Nusantara.

    "Saya optimis akan meningkatkan perekonomian masyarakat di sekitar sini. Bisa menampung atau mempekerjakan lebih dari 100 orang dengan gaji UMR. Itu target kami," ujarnya.

    Di tempat terpisah, Kepala Bidang Pemasaran Pariwisata Dinas Pariwisata (Dispar) Kalimantan Timur, Restiawan Baihaqi mengungkapkan pihaknya akam terus mendukung seluruh kegiatan di Goa Tapak Raja, selama berpengaruh positif bagi ekowisata tersebut.

    "Ini wisata yang kita dukung, dari sejarah dan lokasi yang menarik untuk dikunjungi wisatawan lokal maupun mancanegara, ini harus dirawat dan kami dukung itu," tutup Baihaqi singkat. (Adv)