Reporter : Ayu Norwahliyah | Editor : Buniyamin
SAMARINDA - Surat imbauan Dinas Perhubungan (Dishub) Samarinda tentang jam layanan kendaraan di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) telah direspon PT Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan.
Surat Imbauan Nomor 500.11.1/893/100.05 yang diajukan pada 6 Desember 2023 itu ditanggapi langsung oleh Area Manager Communication, Relations & CSR Patra Niaga Regional Kalimantan, Arya Yusa Dwicandra.
“Patra Niaga akan melakukan sesuai imbauan Dishub Samarinda di seluruh SPBU Kota Samarinda mulai Sabtu, 9 Desember 2023," ujar Arya dalam keterangan persnya, Kamis (07/12/2023).
Dishub Samarinda mengajukan surat imbauan tersebut sebagai upaya untuk mengurai kemacetan lalu lintas, akibat adanya antrean kendaraan di SPBU yang kerap kali menggular hingga ke badan jalan.
"Setelah itu akan dilakukan evaluasi secara harian yang nantinya akan dikoordinasikan dengan Pemkot Samarinda,” ungkapnya.
Waktu pengisian BBM yang tercantum dalam surat tersebut, yakni kendaraan roda dua berlaku mulai pukul 06.00 sampai 22.00 WITA. Sedangkan untuk roda empat mulai pukul 18.00 sampai⁷7b 22.00 WITA.
Kemudian, ada beberapa SPBU yang akan menambah jam operasi hingga pukul 24.00 WITA. Bahkan saat ini sudah ada yang sudah beroperasi selama 24 jam, tepatnya pada SPBU di Jalan Kusuma Bangsa dan Jalan Slamet Riyadi.
Beberapa SPBU ini juga telah menyediakan Security tambahan sebagai antisipasi mengurai antrean di jam-jam padat.ĺoi
"Kami dari Patra Niaga memohon maaf kepada seluruh pengguna jalan jika antrean di SPBU mengakibatkan kemacetan lalu lintas," jelasnya.
Arya meminta masyarakat agar tidak khawatir dengan persediaan kuota BBM jenis Pertalite di Samarinda. Sebab, persediaannya masih cukup hingga akhir tahun,⁰0 selama tidak terjadi lonjakan pembelian di masyarakat.
"Kuota BBM karena untuk Kota Samarinda masih mencukupi hingga akhir Desember, tentunya kita harus saling menjaga agar kuota tersebut tetap terjaga," terangnya.
Ia juga mengimbau masyarakat agar dapat menggunakan BBM dengan bijak dan sesuai peruntukkannya.
"Memang sedang terjadi peningkatan konsumsi Pertalite karena adanya disparitas harga antara Pertamax dan Pertalite yang cukup jauh. Ini menyebabkan antrean jalur Pertalite meningkat," pungkasnya.