Reporter: Anas Abdul Kadir | Editor: Bambang Irawan
TANA PASER - Ajang balap motor bertajuk Bupati Paser Cup Road Racing Championship 2023 resmi dihentikan Panitia Penyelenggara dan Ikatan Motor Indonesia Kabupaten Paser. Semestinya babak final dilaksanakan Minggu, 10 Desember 2023.
Hal itu diungkapkan Ketua IMI Paser H Hendra Wahyudi didampingi Ketua Panitia Pelaksana H Zulkifli Kaharuddin saat konferensi pers di rumah dinas Ketua DPRD Paser, Sabtu (9/12/2023) malam.
“Arahan dari Polda yang memberikan rekomendasi bahwa agenda ini dihentikan, akibat insiden ini,” kata Hendra Wahyudi didampingi Zulkifli.
Standar Operasional Prosedur (SOP) balap motor, lanjut Zulkifli, jika dalam kondisi ada pebalap yang meninggal akibat insiden. Bisa dilanjutkan, bisa juga tidak sesuai kondisi di lapangan. “Kita melihat kondisi. Di beberapa tempat, ada pembalap yang meninggal. Balapan tetap dilanjutkan,” tuturnya.
Zulkifli menjelaskan peristiwa naas yang menimpa pebalap asal Kabupaten Paser berinisial AS kelas bebek standar lokal dua tak, berujung meninggal dunia. Bukan disebabkan sirkuit ataupun kondisi kendaraan pembalap lebih faktor cuaca yang secara tiba-tiba berubah.
“Pengamanan di sirkuit sudah lengkap, mulai dari karung, ban, pagar pembatas, dan jalan yang kurang baik diperbaiki. Begitu juga jalan telah dibersihkan. Kalau sirkuit tidak layak, IMI Kaltim tidak akan memberikan izin,” bebernya.
Selanjutnya, pengamanan bagi penonton juga dibantu oleh pihak kepolisian, dan penonton dilarang mendekat area lintasan balap. Animo penonton yang sangat tinggi membuat tempat-tempat yang dilarang, tetap dipenuhi oleh masyarakat.
Ia menjelaskan crash yang paling fatal seperti yang tersebar di media sosial. Hanya saja video tersebut, tidak utuh sehingga terkesan balapan dilangsungkan dalam kondisi cuaca buruk. Menurutnya pelaksanaan balap dalam kondisi hujan buka hal yang baru dan sudah biasa berlangsung.
“Dalam itu dalam kondisi hujan normal, kecuali badai. Pas pada saat mereka crash itu keluar belum hujan, masih rintik-rintik. Keluarlah sampai great start. Maksudnya pimpinan lomba dari IMI Kaltim warming up lap (mencoba lintasan), kalau memang layak lanjut kalau tidak yang setop. Atau bisa juga pembalap bagian depan ngomong tidak layak, ya setop,” bebernya.
Ia pun membantah bahwa ada anggapan bahwa balapan tetap dipaksakan dalam kondisi hujan lebat dan angin kencang. Kondisi saat itu belum dilakukan start, baru mau uji coba kualifikasi atau babak penyisihan. “Pas uji coba pas juga jatuh,” tuturnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan gate start-finish dianggap sebagian masyarakat lebih cocok menggunakan plastik atau balon. Zulkifli menegaskan justru berisiko lebih tinggi ketimbang menggunakan berbahan besi.
“Kalau pakai gate angin lebih berbahaya. Kena angin sedikit langsung rebah. Banyak kejadian di pulau Jawa yang mengakibatkan pembalap meninggal,” tuturnya.
Ia memastikan gate start-finish yang digunakan sudah sesuai standar pada sirkuit yang bukan permanen. Apabila sirkuit permanen barulah di cor dengan menggunakan pondasi yang kokoh.
Zulkifli juga tak mempermasalahkan jika harus diperiksa oleh pihak kepolisian akibat insiden tersebut. Menurutnya sudah prosedur yang harus dilalui, mulai dari izin, dan mekanisme lomba. “Saya harap hasil pemeriksaan itu, bisa mengklarifikasi masyarakat kondisi yang sebenarnya,” tuturnya.
Standar Operasional Prosedur (SOP) balap motor, lanjut Zulkifli, jika dalam kondisi ada pebalap yang meninggal akibat insiden. Bisa dilanjutkan, bisa juga tidak sesuai kondisi di lapangan. “Kita melihat kondisi. Di beberapa tempat, ada pembalap yang meninggal. Balapan tetap dilanjutkan,” tuturnya.