Reporter: Diansyah | Editor: Bambang Irawan
NUNUKAN - Transportasi laut KM Cattleya Express berhasil melakukan pelayaran perdana dari Pelabuhan Tanjung Silopo, Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat (Sulbar) dan tiba di Malaysia, Rabu (20/12/2023).
Kapal milik PT Panca Merak Samudera ini sandar di Pelabuhan Ferry Lahad Datu, Sabah pagi hari waktu setempat. Pelayaran perdana ini langsung disambut jajaran otorita di Sabah, Malaysia.
Pelayaran dari Polewali Mandar menuju Lahad Datu ditempuh selama dua hari dan dua malam. Pelayaran perdana ini sekaligus mencatatkan sejarah terhubungnya konektivitas Indonesia-Malaysia.
Pegawai Daerah Lahad Datu, Firuz Idzualdeen dalam keterangannya mengatakan, sebanyak 93 orang yang terdiri dari delegasi khusus dan penumpang umum telah menjalani pemeriksaan Imigrasi setempat setibanya di Pelabuhan Ferry Lahad Datu.
"Alhamdulillah, ini pelayaran pertama dan telah mendapat izin dari Wisma Putera dan Kerajaan Negeri Sabah. Tempo (waktu) percobaan dilakukan selama enam bulan ke depan," ujar Firuz.
Hadir dalam delegasi Bupati Polewali Mandar, H Andi Ibrahim Masdar mengatakan, dengan beroperasinya kapal penyeberangan dari Polewali Mandar ke Lahad Datu ini, diharapkan mampu mendorong peningkatan kerjasama ekonomi dan sektor pariwisata Indonesia-Malaysia.
"Kami merencanakan pelayaran ini sejak enam tahun terkahir. Alhamdulillah, dengan dukungan pemangku kebijakan dan otorita di Sabah, pelayaran perdana ini dapat dilaksanakan. Saya berterima kasih atas dukungan semua pihak khususnya di Sabah, Malaysia," tegas bupati.
Budi, penumpang yang ikut berlayar dari Pelabuhan Tanjung Silopo menuju Lahad Datu mengaku sangat gembira dengan dibukanya rute internasional ini.
"Selama perjalanan cukup lancar. Kondisi kapalnya juga bersih. Kami sangat senang karena sudah ada kapal laut yang langsung dari Sulbar ke Malaysia," imbuh Budi.
Sementara itu, Kepala Konsul RI Tawau Heni Hamidah melalui rilis resminya kepada pusaranmedia.con mengharapkan agar pembukaan rute pelayaran tersebut dapat membantu memberikan lebih banyak pilihan transportasi bagi para Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Sulawesi Barat dan daerah sekitarnya.
"Sebagai informasi, selama ini rute pelayaran menuju Sulawesi yang kerap digunakan para WNI di Sabah adalah melalui jalur Nunukan dan Tarakan (Kalimantan Utara) untuk kemudian melanjutkan dengan kapal ke daerah tujuan di Sulawesi," ucap Heni Hamidah.
Heni mengharapkan dengan meningkatnya konektivitas antar negara, dapat ikut membuka peluang-peluang lain, khususnya peluang ekonomi dan peningkatan ekonomi kedua daerah.
“Pelayaran ini tidak saja akan menguntungkan pekerja-pekerja Indonesia yang bekerja di Sabah, tetapi juga akan membuka peluang-peluang kerja sama lainnya. Tidak saja pada sektor transportasi, namun juga dapat membuka kerja sama peluang ekonomi, perdagangan maupun people-to-peole contact,” harapnya.
Kepala Konsul menambahkan agar pembukaan jalur pelayaran baru tersebut dapat diiringi dengan langkah-langkah keamanan yang sesuai guna mencegah terjadinya Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) dan kejahatan lintas negara (Trans-National Crime) serta potensi ancaman bahaya lain.