Reporter: Achmad Fadillah | Editor: Bambang Irawan
BALIKPAPAN - Persaingan moda transportasi angkutan darat semakin melejit di Kota Balikpapan. Ini terpantau mulai kendaraan roda dua dan empat, online maupun angkutan kota (Angkot).
Ini yang dirasakan angkot berwarna merah nomor 1 rute Kampung Baru-Jalan Alam Baru-Perumnas-Jalan Soekarno Hatta-Jalam MT Haryono-BJBJ-PP.
Di Terminal Bus Batu Ampar Balikpapan, sejumlah angkot menunggu penumpang bus yang hendak turun dan melanjutkan perjalanan menuju rumah mereka. Bukan hanya angkot nomor 1, tapi juga ada angkot nomor 3 sampai jasa angkutan penumpang online.
Salah satu angkot nomor 1, Basir mengaku situasi jasa angkutan penumpang angkot saat ini terasa sepi. Ini tak terlepas dari persaingan moda transportasi angkutan darat di Kota Balikpapan.
"Sekarang sepi pak, sepinya ini karena ada persaingan dengan angkutan online. Kita ini kasihan pak mata pencarian hanya dari hasil narik angkot saja," ucap Basir, Minggu (14/1/2024)
Ia mengatakan hasil dari narik angkot dalam sehari hanya tujuh sampai delapan penumpang. Sekarang ini cuman empat, kecuali kalau muat rombongan atau sistem carter baru full mobil. "Contohnya ini, bapak aja yang saya muat dari arah Terminal Batu Ampar," ujarnya.
Angkot bernomor 1 ini memiliki penumpang terbanyak dari arah Kota Samarinda yang mau ke Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) dan jurusan ke wilayah Balikpapan Barat. Meski begitu, segala angkot dinilainya masih sepi.
"Kalau dari arah Samarinda 'kan otomatis naik angkot nomor 1 pak. Begitu juga dengan perubahan penumpang anak sekolah, yang memilih naik motor. Walaupun kita sudah layani antar ke lokasi tujuan terdekat," ungkapnya.
Bukan hanya berebut penumpang, kata dia, persaingan tarif juga jadi kendalanya dengan angkutan online.
"Tarif angkot kalau sampai rutenya sekarang Rp 7 ribu, tapi kadang-kadang ada yang kasih lebih. Saya sih berharap kepada pemerintah agar angkutan online dihapuskan saja pak," tuturnya.
Bahkan, dikatakannya, bukan hanya itu saja. Kesulitan dalam mencari Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertalite yang diakuinya menambah derita sopir angkot.
"Sekarang sulit pak mau cari bahan bakar, kadang antri sepanjang 100 meter. Sekitar 1 jam menunggu baru bisa dapat minyak," katanya.
Dirinya pun memberikan saran kepada pemerintah untuk mengutamakan antrian angkot ketimbang yang lainnya.
"Kalau bisa pak utamakan angkotnya dulu, karena dia muat penumpang. Siapa tahu penumpangnya ada yang buru-buru atau gimana ya 'kan pak. Maksud saya bisa didahulukan lah angkot," harapannya.