Logo
Pusaran Dewan Pers
Iklan

Konsultan Proyek DAS Ampal Sebut Jalan MT Haryono Balikpapan Dulunya Rawa

Surveyor Konsultan Manajamen Kontruksi (MK) PT Lodya Karya, Nasir saat di lokasi kejadian truk amblas depan Maxi Swalayan, Senin (22/1/2024). (Foto: Achmad Fadillah/Pusaranmedia.com)

Konsultan MK PT Lodya Karya  proyek DAS Ampal Balikpapan menyarankan agar jalur jalan saluran air diperkuat ke depannya. (Foto: Achmad Fadillah/Pusaranmedia.com)

BERITA TERKAIT

    Kalimantan Timur

    Konsultan Proyek DAS Ampal Sebut Jalan MT Haryono Balikpapan Dulunya Rawa

    PusaranMedia.com

    Surveyor Konsultan Manajamen Kontruksi (MK) PT Lodya Karya, Nasir saat di lokasi kejadian truk amblas depan Maxi Swalayan, Senin (22/1/2024). (Foto: Achmad Fadillah/Pusaranmedia.com)

    Konsultan MK PT Lodya Karya  proyek DAS Ampal Balikpapan menyarankan agar jalur jalan saluran air diperkuat ke depannya. (Foto: Achmad Fadillah/Pusaranmedia.com)

    Konsultan Proyek DAS Ampal Sebut Jalan MT Haryono Balikpapan Dulunya Rawa

    Surveyor Konsultan Manajamen Kontruksi (MK) PT Lodya Karya, Nasir saat di lokasi kejadian truk amblas depan Maxi Swalayan, Senin (22/1/2024). (Foto: Achmad Fadillah/Pusaranmedia.com)

    Reporter: Achmad Fadillah | Editor: Buniyamin

    BALIKPAPAN - Sebuah truk mengalami amblas di Jalan MT Haryono, Kota Balikpapan, tepatnya di depan Maxi Swalayan.

    Surveyor Konsultan Manajamen Kontruksi (MK) PT Lodya Karya, Nasir mengatakan Jalan MT Haryono dulunya rawa, sebelum dijadikan akses jalan di Kota Balikpapan. Ini disampaikan saat di lokasi kejadian truk amblas, Senin (22/1/2024).

    Konsultan dari proyek pengendali banjir Daerah Aliran Sungai (DAS) Ampal ini mengaku ini terjadi saat melakukan pemasangan pondasi penutup precast beton di saluran air. "Ini kita punya tanah tempatnya di dudukan itu barang, itu sudah jenuh," ucapnya.

    Menurutnya, saat memasang pondasi tersebut dengan panjang empat meter dari penyanggah ini, masih terus mau menancap ke bawah tanah.

    "Makanya antar ujung penutup precast tidak tepat atau presisi, jadi kita mau pasang pondasi itu sudah lama, ada tiga bulan kita mencari metode, sehingga mohon maaf ada kondisi lumpur ini kita tekan. Jadi dibantu dengan lumpur," terangnya.

    Ia mengibaratkan seperti membuat adonan yang diturunkan suatu benda, sehingga membuat pondasi precast terbantu berdiri kuat. "Setelah itu baru kita ambil sendimen naik, baru bisa terbantu," jelasnya.

    Dikatakannya, pemasangan ini tidak bisa terpasang sesuai teori di atas kertas. Sebab permukaan penutup precast tak sejajar baik.

    "Kita punya ini hampir dikatakan sudah baku tembus antara basah, karena ini dulu katanya sawah-sawah yang tidak diperbaiki base bawahnya dan tidak diganti pondasi, sehingga disesuaikan pada tahun itu," ungkapnya.

    Kondisi ini, kata dia, akhirnya dimaklumi. Apalagi jalur air yang ditutupi precast beton bakal dikelola dinas pariwisata, seperti Malioboro Yogyakarta.

    "Jadi harapan kita ini, 'kan katanya mau dikelola sama pihak pariwisata, kita harus memang buat blok supaya fungsinya ini bukan menjadi jalan umum. Dia hanya sebatas fungsi saluran saja untuk antisipasi jangan banjir, "kan lebarnya sudah dapat tinggal pemeliharaan sendimennya dinaikkan," akunya.

    Dengan demikian, ia mengharapkan antara rigid jalan dengan saluran air ada rambu-rambu supaya kendaraan berat tidak melewati jalur saluran air ini.

    "Jadi pemanfaat ini buatkan saja kelandaian turun untuk masuk ke tokonya, biar ke depan bagaimana caranya diakali, ini bisa ada perkuatan. Kalau ada perkuatan, kita bisa buat slope baru kita buat rigid seperti itu dengan besi menerus. Untuk sekarang dengan bobot segini emang kasihan," imbuhnya.

    Konsultan MK PT Lodya Karya  proyek DAS Ampal Balikpapan menyarankan agar jalur jalan saluran air diperkuat ke depannya. (Foto: Achmad Fadillah/Pusaranmedia.com)