Reporter : Ayu Norwahliyah | Editor : Buniyamin
SAMARINDA - Angka golongan putih (Golput) atau warga yang tidak menggunakan hak pilihnya pada pemilihan kepala daerah (Pilkada) 2020 lalu yang mencapai 48,16 persen. Angka ini tentu menjadi peringatan keras bagi demokrasi, khususnya di Kota Samarinda.
Menjelang pemilihan umum (Pemilu) 2024, berbagai pihak tengah bahu membahu menekan angka golput tersebut agar dapat meningkatkan partisipasi masyarakat.
Ketua DPRD Samarinda, Sugiyono menegaskan partai politik (Parpol) memiliki peranan penting untuk memberikan edukasi politik kepada masyarakat.
Menurutnya, edukasi tersebut merupakan kunci untuk meningkatkan kesadaran serta pemahaman bagi masyarakat, tentang pentingnya partisipasi dalam pemilu.
“Tugas penting parpol untuk memberikan pendidikan politik kepada masyarakat, sebagai upaya menekan angka golput saat pemilu nanti,” ujar Sugiyono.
Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ini menegaskan edukasi politik bukan hanya tanggung jawab Komisi Pemilihan Umum (KPU), tetapi seluruh pihak, khususnya parpol.
Ia pun mendorong seluruh parpol di Samarinda untuk aktif memberikan edukasi terkait proses pemilu, mulai dari tata cara pencoblosan hingga konsekuensi jika melakukan golput kepada masyarakat. Melalui berbagai platform seperti seminar, workshop, dan media sosial.
“KPU harus bekerja keras memberikan pemahaman tentang pentingnya partisipasi pemilih,” jelasnya.
Sugiyono berharap pada pemilihan nantinya, Kota Samarinda bisa menjadi contoh yang baik bagi kabupaten/kota lain dalam menciptakan suasana demokrasi yang kondusif.
Kolaborasi antara partai politik, KPU, Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) dan masyarakat diharapkan mampu menghasilkan pemilu yang berkualitas dengan tingkat partisipasi yang tinggi.
"Kami mengajak seluruh elemen masyarakat untuk berkolaborasi, guna mengurangi angka golput dan meningkatkan partisipasi aktif dalam proses demokrasi," tutupnya. (adv)