Reporter: Diansyah | Editor: Bambang Irawan

NUNUKAN – Patroli patok perbatasan gabungan antara Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan RI - Malaysia (Satgas Pamtas) Yonif Arhanud (Yonarhanud) 8/ MBC bersama Tentera Diraja Malaysia (TDM) Batalyon 26 RAMD, resmi ditutup oleh Komandan Satgas Pamtas Yonarhanud 8/ MBC Letkol Arh Iwan Hermaya Purnawan bersama Commander Officer 26 RAMD Letnan Kolonel Moh Fuad bin MD Ghazali di Pos Gabungan Pengamanan RI – Malaysia SSK II Sei Manggaris.

Operasi yang diberi nama Patroli Terkoordinasi (Patkor) Seri I/2024 itu berfokus pada patoli patok perbatasan yang terbentang di wilayah pengamanan SSK II Sei Manggaris dengan total sebanyak 223 patok. 

Letkol Arh Iwan Hermaya menyampaikan, bahwa dari hasil Petker Seri I/2024 itu  petugas gabungan RI – Malaysia berhasil menemukan Patok Tipe A sebanyak satu buah, Tipe B sebanyak tiga buahm Tipe C sebanyak 42 buah dan Tipe D sebanyak 177 buah dengan kondisi dalam keadaan baik.

“Alhamdulillah patroli berhasil kita laksanakan tanpa adanya kendala apapun dan semua patok perbatasan yang menjadi titik koordinat garis perbatasan antara Indonesia – Malaysia semua dalam keadaan baik,” ujar Iwan, sapaan akrab Letkol Arh Iwan Hermaya  kepada pusaranmedia.com, Jumat (1/3/2024).

Dikatakan Iwan, atas terlaksananya patroli tersebut pihaknya turut mengucapkan terima kasih kepada seluruh prajurit baik dari Satgas Pamtas Yonarhanud 8/MBC maupun prajurit dari Batalyon 26 RAMD telah melaksanakan tugas dengan baik sehingga Patkor dimaksud berjalan aman dan sukses.

“Patkor ini sebenarnya merupakan kali kedua kita laksanakan selama bertugas di Nunukan, dan diharapkan ini bisa menjadi momentum penting bagi kedua belah negara di mana sama – sama  dapat mengetahui batas wilayah masing – masing dan juga diharapkan dapat menjadi wujud dari tali persaudaraan sesama negara serumpun,” ujarnya.

Dijelaskan, tujuan Patkor ini sejatinya berupaya melakukan pencegahan  terhadap kegiatan ilegal seperti, illegal logging, illegal mining, human trafficking, pelintas batas ilegal dan kriminalitas seperti narkoba maupun barang yang melanggar hukum lainnya yang kerap memanfaatkan celah yang ada di wilayah perbatasan kedua negara.

“Tidak hanya itu saja sebenarnya, berbagai dampak lainnya yang timbul di perbatasan yang mungkin dilakukan oleh oknum-oknum masyarakat kedua negara juga dapat kita minimalisir, sekaligus juga dapat mendorong terciptanya iklim yang kondusif di daerah perbatasan darat RI – Malaysia sehingga tidak muncul konflik antar sesama warga perbatasan,” pungkasnya.