Logo
Pusaran Dewan Pers
Iklan

Tabungan Bukan Instrumen untuk Investasi karena Suku Bunganya yang Rendah

Analis Perwakilan BI Balikpapan, Aris Rudianto menyampaikan informasi inflasi terkini saat bincang santai bareng media pada Jumat (1/3/2024). (Foto: Achmad Fadillah/Pusaranmedia.com)

BERITA TERKAIT

    Kalimantan Timur

    Tabungan Bukan Instrumen untuk Investasi karena Suku Bunganya yang Rendah

    PusaranMedia.com

    Analis Perwakilan BI Balikpapan, Aris Rudianto menyampaikan informasi inflasi terkini saat bincang santai bareng media pada Jumat (1/3/2024). (Foto: Achmad Fadillah/Pusaranmedia.com)

    Tabungan Bukan Instrumen untuk Investasi karena Suku Bunganya yang Rendah

    Analis Perwakilan BI Balikpapan, Aris Rudianto menyampaikan informasi inflasi terkini saat bincang santai bareng media pada Jumat (1/3/2024). (Foto: Achmad Fadillah/Pusaranmedia.com)

    Reporter: Achmad Fadillah | Editor: Bambang Irawan

    BALIKPAPAN - Suku bunga bank dengan inflasi memiliki hubungan yang terkait. Dua komponen tersebut sangat dibutuhkan dalam dunia perekonomian.

    Deputi Kepala Perwakilan (KPw) Bank Indonesia Balikpapan, Mahdi Abdillah mengaku menabung bukan solusi untuk meningkatkan jumlah uang tabungan di bank. Suku bunga uang tabungan di bank saat ini sedang rendah.

    "Ini basic aja sebenarnya tidak terkait pengawasan. Jadi mengapa tabungan di bank suku bunganya kecil, deposito saja kadang kita kita kurang paham. Misalnya 3 persen untuk setahun baru dibagi 12 bulan," kata Mahdi dalam acara bincang santai bareng media, Jumat (1/3/2024).

    Dia membenarkan suku bunga uang tabungan di bank memang kecil sekali. "Tabungan memang bukan instrumen untuk investasi. Kalau mau investasi, misalnya bisa melalui deposito, reksadana atau investasi yang lain." ujarnya.

    Suku bunga dan inflasi memiliki hubungan yang saling terikat. Tingkat inflasi yang tinggi dapat mendorong bank sentral meningkatkan suku bunga.

    Sedangkan menurut teori ekonomi John Maynard Keynes, mengatakan tingkat suku bunga yang tinggi akan mengurangi inflasi dikarenakan masyarakat langsung menyimpan uang mereka di bank-bank umum dan berharap mendapatkan bunga dari simpanan mereka tersebut sehingga jumlah uang beredar dan inflasi ikut turun.

    Analis Perwakilan BI Balikpapan, Aris Rudianto mengungkapkan inflasi sangat dibutuhkan di perekonomian tapi dengan dosis tidak terlalu full dan sesuai sasaran yang ditentukan oleh pemerintah. Seperti diketahui, pemerintah mempunyai rentang target sasaran 2,5±1 persen pada 2024.

    "Jadi 'kan kalau inflasi di Indonesia ini sudah jelas arahnya, mungkin kalau teman-teman di luar negeri sana banyak mengkategorikan inflasi ada yang rendah, sedang, tinggi. Cuman kalau di Indonesia karena sudah di defend dengan jelas target rentang sasaran yang baik itu berapa. Kalau tahun lalu kita masih 3%±1, tahun ini kita makin turun lagi. Angkanya turun tapi untuk mencapai itu butuh effort tinggi," ungkapnya.

    Dikatakannya, secara umum inflasi ini menjadi sangat penting karena mencerminkan daya beli masyarakat. Tapi yang lebih baik adalah inflasi yang sedang berada direntang sasaran.

    "Kalau di atas sasaran ya kita yang kelabakan, artinya. Berarti 'kan ibaratnya kenaikan upah dari masyarakat yang meningkat itu akan tergerus  dengan inflasi. Jadi 'kan sebenarnya bisa berpotensi mengurangi daya inflasi," terangnya.

    Begitu juga dengan inflasi yang terlalu rendah dinilai juga tidak baik. Diakuinya, denyut perekonomian tidak berjalan semestinya. 

    "Jadi memang selalu di arahkan Balikpapan dan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) tengah bersinergi dengan Paser dan Penajam Paser Utara (PPU), termasuk dari Kaltim bahkan Nasional. Kami berkoordinasi untuk menjangkar ataupun menyalakan inflasi agar tetap berada di level yang kita inginkan bersama," jelasnya.