Reporter: Achmad Fadillah | Editor: Bambang Irawan
BALIKPAPAN - Pemerintah Kota (Pemkot) Balikapapan melakukan kirab Piala Adipura Kencana yang dimulai pukul 08.00 WITA di halaman balai kota, Minggu (10/3/2024).
Kirab tersebut turut disambut peserta didik di sepanjang titik Jalan Jenderal Sudirman menuju Jalan Marsma Iswahyudi, sampai Jalan Syarifudin Yoes. Selanjutnya peserta kirab berhenti di depan Dinas Pekerjaan Umum (PU) untuk diarak berjalan kaki di tempat acara Dome BSCC.
Kirab ini bukan hanya Piala Adipura Kencana, tapi juga ada Piala Adiwiyata, Piala Program Kampung Iklim (Proklim) dan bersama piala lainnya. Selain itu Pawai Tarub Ramadan juga terselenggara dari masing-masing perwakilan seluruh instansi dan pendidikan.
Iringan kirab telah sampai pukul 08.30 dan piala tersebut diserahkan kepada Wali Kota Balikpapan, Rahmad Mas'ud yang telah menunggu di panggung.
Wali Kota Balikpapan, Rahmad Mas'ud mengucapkan terima kasih kepada seluruh elemen masyarakat, Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkompinda), Organisasi Perangkat Daerah (OPD), stakeholder dan instansi serta lainnya atas pencapaian penghargaan ini yang telah diraih.
"Alhamdulillah, tanpa panjang-panjang sambutan saya pada pagi hari ini. Saya sekali lagi mengucapkan terima kasih kepada seluruh warga Kota Balikpapan yang telah berperan aktif, yang telah selalu berkomitmen untuk menjaga suasana kondusif Balikpapan, termasuk juga kebersihan dan cinta terhadap lingkungan," ucap Rahmad.
Ia mengatakan Piala Adipura Kencana ini telah diraih dua kali berturut-turut pada 2022 dan 2023.
"Saya atas nama Pemkot Balikpapan mengucapkan terima kasih kepada seluruh warga Kota Balikpapan, stakeholder dan rekan-rekan semua tanpa mengurangi rasa hormat saya. Tak kalah pentingnya adalah kita berikan oplos kepada pasukan kuning dulu (Petugas kebersihan, Red), dengan pasukan kuning tanpa mereka saya aku yakin kita tidak akan meraih Adipura Kencana berturut-turut ini," ujarnya.
Dirinya pun juga mengucapkan terima kasih kepada Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Sudirman Djayaleksana, Kepala Piala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Irfan Taufik yang meraih Piala Adiwiyata serta Camat Balikpapan Tengah, Mustamin yang telah meraih Piala Proklim.
"Semoga apa yang kita lakukan ini bukan merupakan acara seremonial saja, Adipura Kencana hanya sebagai simbol sajak penghargaan tapi yang tak kalah pentingnya adalah bagaimana mempertahankan simbol ini, dan yang lebih penting adalah bagaimana mengimplementasikan simbol pemberian penghargaan ini kepada kota kita," imbuhnya.
Dikatakannya, apalah artinya sebuah penghargaan kalau implementasi di lapangan tidak bisa jalankan dan tidak bisa diperbaiki bersama dan pastinya tidak bisa pertahankan ini.
"Pada momentum hari Kota Balikpapan juga yang ke-127, mari kita bergerak bersama-sama berkolaborasi dan bersinergi untuk membangun kota yang kita cintai ini. Tanpa kalian tanpa seluruh masyarakat Kota Balikpapan, kami bersama jajaran pemerintah tidak akan mungkin meraih penghargaan ini. Kami tidak akan bisa berjalan sendiri-sendiri tanpa melibatkan semua elemen dan komponen masyarakat yang berkomitmen, serta menjaga dan membangun kota yang kita cintai," serunya.
Di sisi lain, Rahmad turut mengucapkan selamat menyambut Ramadan dan Idulfitri.
"Semoga di tahun ini di bulan suci Ramadan kita betul-betul manfaatkan dan menjadikan momentum untuk selalu mendekatkan diri kita kepada Allah SWT, dan selalu berbuat kebaikan dan menjalankan amalan-amalan kita sesuai tentunya yang ditentukan oleh syariat kita," tuturnya.
Kepada DLH Balikpapan, Sudirman Djayaleksana mengungkapkan penghargaan Adipura Kencana ini penilaiannya bagaimana kota itu bisa menangani atau mengelola sampah dengan baik.
"Dalam mengelola sampah itu ada dua kegiatan, yaitu penanganan dan pengurangan sampah. Nah strateginya dalam penanganan sampah ini ada target dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), bahwa sampai tahun 2025 ada kewajiban sampai 30 persen. Alhamdulillah, kita sudah dapat capaian 27 persen. Artinya target pemerintah pusat itu sampai 2025 bisa lebih. Itulah indikator penilaian utama," ungkapnya.
Sementara untuk pengurangan ada dua, yakni organik dan non organik dari pengurangan sampah rumah tangga, sejenis sampah rumah tangga dan domistik.
"Nah itu bagaimana dari sumber rumah tangga bisa dikurangi semaksimal mungkin, jadi yang organik dipilah dengan organik. Begitu juga sebaliknya. Organik jadi kompos, non organik bisa bernilai ekonomis," terangnya.
Terkait Piala Proklim, diakuinya, merupakan penghargaan dalam rangka mendorong masyarakat untuk melakukan peningkatan kapasitas adaptasi terhadap dampak perubahan iklim dan penurunan emisi gas rumah kaca serta upaya adaptasi dan mitigasi perubahan iklim.
"Iklim ini isu global ya, climate change setiap perubahan iklim yang suhu bisa jadi panas. Begitu juga dengan yang ekstrim segala macam. Nah bagaimana kampung itu yang panas bisa jadi tidak panas, yaitu dengan cara menanam pohon, pemanfaatan sumber air hujan. Jadi ketika kelurahan bisa menerapkan itu, ya nilainya tinggi bisa dapat Proklim," jelasnya. (Adv)